DENPASAR, BALIPOST.com – Bali sebagai daerah agraris dimana hampir 50% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya berpengaruh pada sektor pariwisata, jasa dan pekerja harian tetapi juga ke petani.
Produk pertanian lokal Bali yang selama ini cukup banyak terserap ke hotel, restoran, katering, pasar modern, pemasaran antar pulau bahkan ekspor menurun drastis. Hal ini berakibat pada adanya over supply dan jatuhnya harga produk pertanian khususnya sayur dan buah-buahan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali IB Wisnuardhana, Minggu (17/8) mengatakan, data statistik menunjukan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) petani Bali yang biasanya rata – rata 105, pada saat pandemi Covid-19 bahkan turun dibawah 100. NTP adalah ukuran tingkat pendapatan petani yang jika berada pada angka lebih kecil dari 100 artinya petani mengalami kerugian. Di sisi lain petani harus tetap berproduksi untuk menyediakan aneka kebutuhan pangan yang cukup bagi krama Bali.
Memperhatikan hal tersebut, Gubernur Bali menginstruksikan kepada OPD terkait agar Pemerintah hadir di tengah – tengah kesulitan petani, mengambil langkah – langkah cepat dan konkret agar pangan tetap tersedia dan pendapatan petani terjaga.
Bukti kehadiran pemerintah mulai dari merefocusing kegiatan pertanian dari padat modal ke padat karya, mengharuskan paket sembako menggunakan produksi petani lokal Bali, mengeluarkan surat edaran nomor 15036 tahun 2020 tentang Program Pasar Gotong Royong Krama Bali, rencana menyelenggarakan pameran pangan dan sandang setiap bulan dan berbagai program pro petani lainnya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali juga diperintahkan memfasilitasi pemasaran produk sayuran dan buah – buahan petani pada sentra-sentara produksi agar harganya tidak jatuh pada saat panen raya.
Mengambil moment HUT Pemerintah Provinsi Bali ke – 62 dan HUT RI ke-75, melalui refocusing kegiatan dari dana dekonsentrasi Direktorat Jendral Hortikultura Kementrian
Pertanian dirancang kegiatan “Berbagi Aneka Sayuran dan Buah”. “Walaupun dananya tidak besar yaitu sekitar Rp 50.000.000, paling tidak bisa membantu pemasaran produk sayur dan buah – buahan lokal Bali di sentra produksi. Kami terus turun ke sentra – sentra produksi membeli produk petani tentu saja dengan harga yang wajar, sayuran dan buah-buahan tersebut selanjutnya dibagikan kepada masyarakat terkena dampak pandemi – Covid-19 secara gratis seperti Yayasan, Panti asuhan, warga Banjar, dll,” ujarnya.
Ia menargetkan sekitar 12 ton buah dan sayuran dapat dibeli langsung ke petani secara bertahap. Untuk tahap I dibagikan serangkaian HUT Pemerintah Provinsi Bali ke -62 dan HUT RI ke -75 pada tanggal 17 Agustus 2020. Untuk tahap awal telah disiapkan 400 tas produk sayuran, dan 25 keranjang sayuran dan buah – buahan. Tema yang diusung untuk Kegiatan Berbagi Aneka Sayuran dan Buah – buahan Lokal Bali ini adalah Indahnya Berbagi dan Peduli sesama dalam bingkai NKRI. (Citta Maya/Balipost)