NEGARA, BALIPOST.com – Musda Golkar Jembrana sempat memanas. Diduga pemicu ricuhnya Musda yang digelar Selasa (18/8) ini disebabkan adanya peserta yang datang terlambat.
Dampak kericuhan itu, Ketua DPD Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry yang langsung melakukan rapat internal dengan panitia akhirnya memutuskan menunda Musda. Padahal agenda Musdajuga untuk pemilihan Ketua DPD Golkar Jembrana.
Sugawa Korry sesuai mengumumkan penundaan kepada wartawan mengatakan keputusan itu diambil karena usulan dari panitia. “Karena ini permintaan dari panitia kami putuskan ditunda. Karena ada pihak-pihak yang melarang peserta yang sah masuk. Karena standar covid ini (peserta) kan dibatasi. Tapi ternyata banyak yang datang, siapa yang mendatangkan kita masih identifikasi. Atas usulan panitia kita tunda,” kata Sugawa Korry.
Menurutnya penundaan dilakukan sebelum tanggal 31 Agustus ini. Ditanya apakah ini terkait dengan pemilihan calon ketua DPD Golkar Jembrana? Pihaknya belum mengetahui dan masih melakukan pengecekan lebih lanjut. Sebab musda internal belum dimulai sudah terjadi kondisi seperti itu.
Pihaknya berharap agar pelaksanaan Musda dilakukan tetap secara demokratis dan ada rekonsiliasi ketika ada beberapa calon. “Ini hal yang biasa di alam Demokrasi, kami berharap pelaksanaan musda ini berjalan lancar,” tukasnya.
Dari lima daerah di Bali yang telah melakukan Musda, menurutnya memang baru di Jembrana ini yang terjadi kondisi seperti ini.
Musda DPD Golkar yang dilakukan di Jembrana ini digelar Selasa (18/8). Dari informasi ada tiga kader yang diusung menjadi Ketua DPD Golkar Jembrana. Made Suardana yang saat ini menjabat Plt DPD Partai Golkar Jembrana, Ketut Widastra dan Wayan Suardika.
Namun sebelum musda dimulai, Wayan Suardika yang menjabat Wakil Ketua DPRD Jembrana mundur. Sehingga masih ada dua calon yang diusung yakni Made Suardana dan Ketut Widastra. (Surya Dharma/balipost)