BANGLI, BALIPOST.com – Gunung Batur, di Kintamani sampai saat ini masih ditutup untuk aktivitas pendakian. Meskipun pemerintah telah menerapkan new normal.
Penutupan Gunung Batur yang dilakukan sejak Maret lalu berkaitan dengan adanya pandemi COVID-19. Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bali Sulisto Widodo dikonfirmasi Selasa (18/8) belum bisa memastikan kapan Gunung Batur akan dibuka kembali.
Pihaknya mengaku masih menunggu arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Itu kan kawasan konservasi. Kebijakannya ada di Kementerian,” terangnya.
Dijelaskan, kebijakan penutupan Gunung Batur adalah untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di tengah masa pandemi COVID-19. Sampai saat ini angka kasus COVID-19 masih terus bertambah. “Jadi bukannya pelit,” ujarnya.
Sulistyo mengakui bahwa meski masih ditutup, namun animo masyarakat yang ingin melakukan pendakian ke Gunung Batur cukup tinggi. Selama Gunung Batur masih ditutup pihaknya menurunkan sejumlah personilnya untuk melakukan penjagaan setiap hari.
Penjagaan dilakukan bekerjsama dengan Polsek dan Koramil. Sosialiasi juga terus dilakukan. Hanya saja karena jalur pendakian banyak, diakui ada saja beberapa masyarakat yang mendaki secara diam-diam. “Jalur utamanya sebenarnya cuma satu yang di Pura Jati. Tapi aksesnya bisa dari mana-mana, sehingga agak kesulitan juga kita,” katanya.
Pihaknya mengharapkan kesadarn masyarakat untuk bersama-sama mematuhi kebijakan yang ada. Tujuan dari penutupan ini, kembali ditegaskan Sulistyo adalah untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan”Jadi ayolah sama-sama mengingatkan dengan teman atau saudara,” harapnya.
Sulistyo meyakinkan bahwa setelah nantinya situasi normal, pendakian di Gunung Batur akan dibuka kembali. (Dayu Swasrina/balipost)