DENPASAR, BALIPOST.com – Sebuah festival musik digelar di tengah pandemi COVID-19. Kegiatan ini pun cukup spesial karena memadukan sistem offline dan online.
Kegiatan ini juga merupakan sebuah simulasi dari pelaksanaan event di tengah pandemi COVID-19 yang digagas DPD IVENDO (Dewan Industri Event Indonesia) Bali. Sejak April 2020, mereka telah membuat serangkaian diskusi untuk menyusun manual panduan pelaksanaan event yang merujuk pada protokol kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan. Mulai dari sisi event supplier (produksi), event organizer hingga pengisi acara serta crowd control-nya.
Menurut Ketua DPD IVENDO Bali, Grace Jeanie, dalam rilisnya, rancangan manual panduan protokol kesehatan event tersebut dibuatkan simulasi sebelum menjadi sebuah Dynamic Operating Procedure (DOP). Simulasi bertajuk “Hybrid Drive in Concert” ini diselenggarakan di Gong Perdamaian Kertalangu, Selasa (18/8).
Kegiatan ini pertama kali di Bali yang diselenggarakan oleh lebih dari 50 industri event mulai event organizer, event supplier (dekorasi, sound system, lighting, dan lainnya), musisi dan MC. Selain itu, juga melibatkan UKM kuliner, tenaga medis hingga media serta para stakeholder pariwisata sebagai peserta simulasi layaknya sebuah kegiatan pada umumnya.
Sekretaris Deputi Bidang Produk Wisata & Penyelenggara Kegiatan (Events) merangkap Plt. Direktur Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf RI, Edy Wardoyo dalam sambutannya mengapreasiasi kegiatan simulasi ini. “Kami memberikan apresiasi yang tinggi atas upaya yang diselenggarakan oleh DPD IVENDO Bali bekerjasama dengan rekan rekan pemangku kepentingan MICE Event dan para musisi untuk mengadakan kegiatan simulasi protokol kesehatan. Kita semua berharap bahwa panduan yang disusun dapat segera diterbitkan dalam waktu yang tidak terlalu lama,” ujar Edy Wardoyo, dalam sambutannya yang dilakukan secara online dari Jakarta.
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pemerintah, DPRD provinsi Bali dan pemkot Denpasar serta para stakeholder pariwisata diantaranya Ketua BTB, Ketua Bali MICE Forum, perwakilan dari sejumlah stakeholder pariwisata lainnya. Acara ini dibuka oleh Wakil Gubernur Bali Cokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Acara ini melibatkan sekitar 70 mobil undangan terbatas dengan kapasitas maksimum 4 orang atau menempati 50 persen kapasitas area Gong Perdamaian. Para undangan ini bukan hanya menyaksikan pertunjukan di atas panggung, melainkan juga menjadi pelaku simulasi.
Dijelaskan bahwa simulasi ini di mulai sejak pre-event. Di mulai dengan persiapan kegiatan dari gudang masing-masing event supplier, proses loading hingga set up area pertunjukan.
Sedangkan untuk undangan dimulai dari saat kedatangan. Undangan, pekerja event dan musisi serta semua pihak yang terlibat yang memasuki area simulasi diwajibkan melakukan registrasi melalui digital platform.
Semua informasi disajikan dalam digital platform tersebut, mulai tata tertib, mekanisme pembelian makanan, menu serta akses komunikasi dengan helpdesk serta medis. Saat memasuki area kegiatan, wajib menunjukkan QR code untuk dilakukan digital scan. Kemudian dicek suhu badannya oleh team.
Setelah lolos melewati gate pemeriksaan, mobil wajib memasuki disinfectan chamber. Bagi panitia, musisi yang tidak mengendarai kendaraan, wajib melewati aseptic chamber. Undangan juga bisa berfoto di photo wall.
Di lokasi photo wall sekaligus titik pertama, undangan yang berfoto dihimbau untuk mencuci tangan menggunakan portable wastafel dan portable hand sanitizer yang telah disediakan. Hasil foto tidak diterima secara hardcopy namun secara digital.
Saat memasuki area utama, mobil menempati space parkir yang telah disediakan sesuai nomor stiker kendaraan yang dipasang di mobil. Di area ini, undangan juga memiliki akses terbatas yaitu hanya bisa keluar dari mobil di area seluas 3,5 x 5 meter dan toilet.
Pun untuk pemesanan makanan, undangan bisa memesan melalui digital platform untuk mencegah kerumunan antrian. Karena antrian di setiap booth UKM Kuliner hanya dibatasi maksimal 5 orang dan hanya dilayani untuk pemesanan serta pembayaran saja. Karena makanan akan diantarkan oleh petugas UKM kuliner. Pembayaran dengan menerapkan cashless system.
Penggunaan toilet pun dilakukan dengan safety protocol yaitu dibersihkan oleh petugas setiap kali selesai digunakan. Menariknya, kegiatan ini adalah hybrid system. Selain musisi Bali di antaranya Balawan, Robi Navicula, Ope Indonesian Voice, Crazy Horse, Jun Bintang dan Joni Agung & Double T tampil di atas panggung dan disaksikan secara langsung, juga ada penampilan yang dilakukan live dari Jakarta yaitu Roy Jeconiah ex Boomerang.
Konsep gabungan offline dan online ini sebagai solusi tatanan adaptasi baru bidang event dengan adanya pembatasan kapasitas penonton. Pun untuk solusi bahwa kondisi pandemi bukan halangan bagi musisi dari manapun, bahkan dari jika musisi dari luar negeri pun bisa ikut tampil di atas panggung dengan cara live secara online. (kmb/balipost)