Tangkapan layar suasana Webinar yang mendiskusikan tentang Perempuan dan Penanganan COVID-19. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sejak Maret hingga saat ini, pandemi COVID-19 tak juga terlihat mereda. Dalam mempercepat penanganannya, peran perempuan tak boleh diabaikan. Bahkan merupakan ujung tombak, karena peranan ganda yang dimilikinya.

Untuk mengupas pentingnya peran perempuan di tengah pandemi COVID-19 ini digelar Webinar Inspiratif seri 9 yang mengangkat tema “Perempuan dan Pandemi COVID-19,” Kamis (20/8). Pembukaan webinar dilakukan perwakilan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Indra Gun mewakili Menteri PPPA, Bintang Puspayoga.

Perempuan memegang peranan penting dalam menyetop penyebaran pandemi infeksi virus corona atau COVID-19. Mulai dari membimbing keluarga saat berada di rumah hingga menjadi garda terdepan penyembuhan COVID-19 sebagai dokter dan perawat. Tak jarang para perempuan ini memiliki peranan ganda sekaligus.

Baca juga:  Gempabumi Guncang Kuta

Dalam penanganan pandemi COVID-19, perempuan memiliki peran dan kontribusi luar biasa yang tidak dapat diabaikan. Perempuan merupakan ujung tombak dalam percepatan penanganan COVID-19. Apalagi diketahui, tenaga kesehatan dan tenaga medis memang dominan diisi oleh perempuan.

Peran perempuan, sangat penting dan setara dengan laki-laki dalam hal kekuatan dan semangatnya menghadapi COVID-19 ini. Hal ini jelas memperlihatkan kontribusi nyata dari perempuan dalam penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.

Baca juga:  Pandemi Tertangani, Ekonomi dan Pariwisata Mulai Pulih

Salah satu kontribusi perempuan dalam penanganan pandemi COVID-19 dilakukan melalui PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) yang merupakan organisasi kemasyarakatan yang menghimpun perempuan khususnya ibu-ibu. PKK ini sudah ada sejak dulu dan menjangkau hingga ke desa dan kelurahan seluruh Indonesia.

Ningrum Ambarsari menyampaikan bahwa perempuan pada masa Pandemi ini menjadi superwoman. Selain dengan segala urusan rumah, perempuan juga berperan penting dalam pendidikan anak mengingat sekolah formal masih ditutup.

Sementara itu, salah satu pembicara, Ni Luh Puspa menanggapi tentang kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. “Kecenderunganya, perempuan lebih susah memperoleh pekerjaan karena persoalan karir, latar belakang pendidikan, status sosial dan budaya terlebih seperti kondisi pandemi seperti ini,” tambah pembaca berita di salah satu stasiun televisi swasta ini.

Baca juga:  Penanganan COVID-19 Tunjukkan Tren Membaik, Gubernur Koster Tetap Minta Masyarakat Waspada

Sebab dalam keadaan krisis, ketimpangan, kesenjangan, eksploitasi, diskriminasi dan kekerasan selalu hadir. Kekerasan dalam rumah tangga biasanya disebabkan karena persoalan perekonomian keluarga yang tidak sehat. Kurangnya komunikasi yang baik serta tingkat stres tinggi, turut memicu kekerasan terhadap perempuan di masa pandemi ini meningkat. Demikian disampaikan Sarasdewi selaku salah satu pembicara dalam Webinar Inspiratif seri 9. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *