NEGARA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Jembrana terus mengenjot sektor pertanian, khususnya komoditas kakao. Bahkan, komoditi ini sudah diekspor.
Pada Kamis (20/8), ekspor biji kakao ke Jepang ini dilepas Gubernur Bali, Wayan Koster didampingi Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, anggota Komisi IV DPR RI, Made Urip dan Bupati Jembrana, I Putu Artha serta Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan. Hadir pula, Setda Provinsi Bali, I Dewa Made Indra, Setda Kabupaten Jembrana, I Made Sudiada, Forkompinda Kabupaten Jembrana, serta para Asisten Kabupaten Jembrana.
Guna meningkatkan sektor pertanian, khususnya di bidang kakao, Gubernur Bali Wayan Koster didampingi anggota Komisi IV DPR RI Made Urip menyerahkan bantuan berupa Peralatan Pasca Panen (Gudang Pengolahan, solar drayer dome beserta kelengkapannya), benih tanaman kakao serta pelepasan ekspor biji kakao fermentasi ke Jepang.
Selain bantuan alsintan, bantuan yang diberikan pemerintah pusat melalui Made Urip, juga menyerahkan sebanyak 100.000 pohon kakao untuk Jembrana dan 10.000 dilokasikan di Subak Abian Dwi Mekar, Kelapa Bejah sebanyak 12.000 serta NPK 2.000 Ton.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan bahwa potensi kakao di Jembrana yang difasilitasi dan diberikan dukungan harus terus didorong dan ditingkatkan produksinya serta diperluas areal pertaniannya. “Ini merupakan bagian dan strategi upaya kita di Bali dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” ujar Gubernur Koster.
Koster juga menambahkan, untuk mengubah, memperbaiki struktur fundamental perekonomian Bali yang selama ini bertumpu pada pariwisata sebesar 52 persen lebih, harus menggenjot pertanian. “Dengan komitmen sangat nyata kebijakannya yang bisa mendorong pembangunan dari hulu ke hilir sebagai sumber utama perekonomian yang baik,” ungkapnya.
Anggota Komisi IV DPR RI, I Made Urip menyampaikan, pada masa pandemi ini telah mengubah target-target pembangunan di seluruh Indonesia. Ia mencontohkan di sektor pertanian pada anggaran APBN 2020, dari Rp 22 trilun ada refocusing anggaran dan relokasi hampir senilai Rp 7 triliun untuk menangani COVID-19.
Sehingga beberapa program pertanian pasti ada yang tidak jalan karena pemotongan anggaran. “Nah khusus pertanian, saya kira masih tetap jalan di Bali untuk penguatan kondisi pangan. Kakao Jembrana sudah cukup terkenal. Dari sisi kelembagaan juga tertata rapi dengan hadirnya kelompoknya kelompok taninya. Tinggal mereka diberikan guidance (petunjuk), terutama pada peningkatan produksi, menjaga kulitas hingga pembenihan, bibit berkualitas, dan pasca panen harus diberikan akses pemasaran. Hal ini persoalan serius yang harus digarap bersama,” tutupnya.
Atas nama Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bupati Artha menyampaikan terima kasih atas bantuan bibit kakao dan Alsintan dari anggota DPR RI Komisi IV I Made Urip, yang sudah konsisten membantu petani Jembrana dan Bali, khususnya petani kakao. “Bantuan ini tentu sangat bermanfaat bagi sektor pertanian, khususnya komoditas kakao jembrana yang sudah dikenal mancanegara,” tandasnya. (Surya Dharma/balipost)