DENPASAR, BALIPOST.com – Universitas Bali Internasional menggelar Upacara Yudisium Ke-4 Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (FIK) serta Fakultas Bisnis Sosial Teknologi dan Humaniora (FBSTH) di aula kampus setempat, Jumat (21/8). Yudisium perdana untuk program reguler dan ke-4 untuk program lintas jalur di kampus yang dulu bernama IIK Bali dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan ketat.
Yudisium Gelombang I untuk tahun akademik 2019/2020 ini dibagi menjadi 3 tahap yang dihadiri oleh pejabat di tingkat Fakultas, Dekan FIK (Prof. dr. I Dewa Putu Sutjana PFK.,M.Erg.,Sp.Erg.,AIFO), Wakil Dekan FIK (Ns. I Gusti Ngurah Yudhi Saputra, S.Kep.,M.M), dan Dekan FBSTH (Prof. Dr. I Komang Gde Bendesa, M.A.D.E.)
Peserta yudisium juga wajib memakai masker dan face shield, mencuci tangan, dicek suhu tubuhnya, dan menjaga jarak. Prosesi yudisium juga dibagi menjadi tiga tahap. Yudisium tahap pertama dihadiri oleh Dekan FIK, Prof. dr. I Dewa Putu Sutjana, PFK., M.Erg., Sp.Erg., AIFO dan Dekan FBSTH, Prof. Dr. I Komang Gde Bendesa, M.A.D.E.
“Yudisium dilakukan bertahap supaya mengikuti protokol kesehatan, karena COVID-19 bukan persoalan perorangan saja. Tapi persoalan sosial, persoalan nasional dan bahkan persoalan peradaban ke masa depan. Jadi memang kita harus hati-hati,” ujar Dekan FBSTH, Prof. Bendesa.
Lantaran berlangsung ditengah pandemi, Prof. Bendesa berharap para peserta yudisium tetap berpikir positif. Di sisi lain, pihaknya mengaku bangga dengan prestasi yang berhasil mereka capai.
Mengingat dalam yudisium kali ini, sekitar 30 persennya meraih predikat cumlaude. “Dan dari mereka ini banyak sekali yang mendapat juara-juara di tingkat nasional. Saya juga kagum dan bangga dengan prestasi mereka, bagus sekali meskipun kampus ini baru,” imbuhnya.
Prof. Sutjana selaku Dekan FIK juga meminta mahasiswa yang di yudisium mau merubah cara berpikir, bersikap dan berperilaku mengikuti tantangan era digital saat ini. Mereka harus mampu menguasai teknologi.
Salah satunya yang disebut artificial intellegence. Berbeda dengan negara-negara lain di Asia, Indonesia memang agak terlambat mencapai itu.
“Inilah yang saya wanti-wanti kepada mereka. Jadi, mereka tidak boleh bangga dengan yang sekarang ini. Tapi disamping itu, semua dari kita harus menguasai teknologi tersebut. Kalau tidak, nanti kita konsumtif sekali. Apa-apa datang dari luar negeri, ya kita memakai saja,” jelasnya.
Dalam sambutan Yudisium tahap III, IGN Yudhi Saputra selaku Wakil Dekan FIK menyampaikan bahwa UNBI akan tetap produktif dalam menjalankan prosen perkuliahan di masa pandemi ini, karena dari sebelum pandemi ada, Rektor UNBI, Prof. Made Bakta sudah mewajibkan seluruh Prodi untuk mampu melaksanakan Blended learning yaitu dengan mengkombinasikan proses perkuliahan tatap muka dan online.
Pada Upacara Yudisium Ke-4 ini juga diisi dengan penyerahan penghargaan bagi 8 mahasiswa terbaik yang meraih predikat cumlaude dan sangat memuaskan. (Adv/balipost)