GIANYAR, BALIPOST.com – Golkar Gianyar mengelar Musda di Kantor DPD Golkar Gianyar pada Minggu (23/8). Suasana Musda tersebut mendadak panas, setelah Gusti Arika Sudewa yang menerobos masuk ke rapat internal di lantai II kantor tersebut.
Meski perdebatan berlangsung alot antara mantan Perbekel Pering itu dengan Made Dauh Wijana, selaku ketua DPD Golkar sebelumnya, musda tetap berlangsung. I Kadek Era Sukadana menang secara aklamasi.
Awalnya proses Musda berlangsung tertib, dengan pembukaan dihadiri Bupati Gianyar I Made Mahayastra dan DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry. Saat berlanjut ke Musda internal di lantai II kantor tersebut, peserta musda diwajibkan menjalani verifikasi surat mandat.
Ketegangan mulai terjadi saat Arika Sudewa menerobos masuk. Kala itu pihak panitia hanya membuka pintu masuk untuk pihak yang membawa mandapat.
Namun dalam hal ini, Arika Sudewa diketahui tidak mewakili apapun, karena ia telah mengundurkan diri saat mencalonkan diri menjadi Perbekel Pering. “Saya keberatan tidak dikasi masuk. Saya ke sini membawa hak suara untuk AMPG, katanya saya sudah non aktif, karena sudah mengundurkan diri saat nyalon perbekel. Tapi SK saya (selaku anggota-red) masih, termasuk Dauh Wijaya (Ketua Golkar Gianyar sebelumnya-red) memberikan bahwa surat pemberhentian sifatnya sementara saja. Kalau lolos perbekel, dikembalikan,” ujarnya.
Melihat aksi yang dilakukan Arika Sudewa, langsung menarik perhatian Dauh Wijaya. Bahkan mantan Ketua DPD Golkar Gianyar ini yang paling bersikeras agar Arika tidak masuk dalam Musda tersebut.
Perdebatan alot antara dua kader Golkar ini pun tidak terhindarkan, bahkan panitia Musda sampai harus mememanggil petugas keamanan untuk melerai percekcokan yang berlangsung di tengah Musda itu. Namun Arika tetap tak bergeming dengan berdiri ditengah ruangan, hingga Kadek Era Sukadana yang mendekati Arika Sudewa dan langsung memintanya keluar. “Kalau memang mau memberhentikan saya, kasi SK pemberhentian dong,” ujar Arika.
Ketua DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry yang hadir pada kesempatan itu menghimbau para kader supaya tetap solid dalam melangkah. Ditekankan setiap kader harus satu barisan untuk keputusan partai.
Ia juga berpesan agar tidak menyalahkan partai bila mendapat ketidakpuasan. “Kalau merasa tidak puas, ya pasti pernah. Tapi saya tidak pernah protes di media, tidak bersuara di jalanan menyalahkan partai. Saya interospeksi. Kalau kita tidak bersatu dan menjadi partai hebat, tidak mungkin kita bisa memperbaiki daerah. Ketika partai mengambil keputusan, kita harus satu barisan,” katanya.
Sementara Bupati Gianyar, I Made Mahaysatra dalam sambutannya mengapresiasi kesabaran Kader Partai Golkar. Sebagai partai besar, bupati mengakui jika kader-kader partai beringin ini adalah aset Kabupaten Gianyar yang tetap berkomitmen untuk membangun Gianyar yang lebih baik.
“Saya sangat setuju dengan pandangan bapak Dauh Wijana, bahwa orang itu ada masanya dan pasti ada saatnya masa yang memilih orang. Saya yakin, Partai Golkar pasti akan bangkit bersama kader-kader yang bersabar ini. Saya juga apresiasi dukungan Partai Golkar khususnya melalui Fraksi Partai Golkar DPRD Gianyar yang mensupport di Pemerintahan selama ini,” jelas Bupati Mahayastra. (Manik Astajaya/balipost)