DENPASAR, BALIPOST.com – Covid-19 tidak seharusnya membuat masyarakat berdiam diri. Namun tetap berkarya dan mengisi diri. Hal itulah yang ditanamkan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) kepada anggotanya. Salah satu kreatifitas yang didorong adalah mengembangkan virtual tour dan mengisi diri dengan keahlian – keahlian tambahan serta meningkatkan keahlian profesi di bidang pramuwisata.
Ketua Umum HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Sang Putu Subaya, SH., MH., Senin (24/8) saat wawancara dalam program Bali Post Talk mengatakan, Covid-19 sangat berdampak pada anggota HPI yang jumlahnya 14.000 an seluruh Indonesia dan 9.000 diantaranya adalah anggota HPI Bali.
Sejak Maret ia sudah menyetor data kepada Kementerian pariwisata untuk mendapat support bantuan. Ia menyadari, Covid akan berlanjut sementara anggota HPI banyak yang single fighter, sebagai tulang punggung keluarga.
Selain mencari bantuan ke pemerintah, ia juga melakukan usaha – usaha kreativitas untuk bertahan. Usaha – usaha kreativitas tersebut bekerjasama dengan orang yang paham IT membuat virtual tour. Ia telah melatih 300 anggota untuk membuat virtual tour secara mandiri. “Tapi kan pariwisata harapannya mendatangkan devisa, sedangkan virtual tour belum,” ujarnya.
Diakui Covid memberi hantaman yang luar biasa bagi profesi guide. Sehingga kreatifitas sangat dibutuhkan saat ini oleh para anggota HPI. Selain membuat virtual tour, ia juga mengajak anggota mengisi diri dengan melatih keahlian di bidang pertanian. Ia mengundang beberapa ahli pertanian seperti membuat hidroponik.
Kini, dengan dibukanya pariwisata untuk wisatawan domestic memberi secercah harapan banggi anggota HPI. Namun tidak semua, karena dalam organisasi HPI terdiri dari beberapa divisi bahasa dan domestic. Sedangkan jika anggota HPI dari divisi bahasa asing mengambil lahan divisi domestik menurutnya tidak elok dalam tata pergaulan.
Meskipun domestik telah dibuka, namun tetap belum maksimal memberikan benefit karena adanya pembatasan – pembatasan mengingat adanya protocol kesehatan yang harus dipatuhi. Seperti penumpang dalam pesawat yang harus dibatasi sehingga jumlah penumpang pun berkurang.
Ia mengajak anggota untuk memanfaatkan momen Covid-19 untuk meningkatkan kapasitas diri. “Kami adalah professional bukan pekerja. Untuk menyongsong true normal supaya dapat bersaing karena pariwisata identik dengan persaingan maka service menjadi andalan, sehingga peningkatan kualitas diri perlu dilakukan,” ungkapnya.
Ia juga mengajak anggota optimis bahwa ujung dari pandemic pasti ada ending dengan sirnanya virus Covid-19. Maka dari itu ia berharap para anggota tidak mengeluh dan terus semangat mengisi kapasitas diri.
“Karena pariwisata suatu kompetisi, semua negara sekarang mengembangkan pariwisata, mengingat pariwisata secara riil di Indonesia menduduki posisi kedua dalam menghasilkan revenue (pendapatan) devisa negara. Oleh karena itu kita sebagai garda depan mari pertahankan marwah kita, dengan menciptakan kreativitas untuk survive dan mengisi diri,” tegasnya.(Citta Maya/Balipost)