DENPASAR, BALIPOST.com – Membuka sektor pariwisata untuk wisatawan mancanegara (wisman) tidak cukup hanya melihat kesiapan Bali saja. Tapi harus dilihat secara menyeluruh, termasuk dari negara-negara yang selama ini menyumbang wisatawan ke Pulau Dewata.
Terutama negara-negara yang mendominasi seperti Australia, China dan Eropa. “Seperti Australia misalnya, dia masih melarang warganya untuk ke luar negeri sampai 2021. Di Eropa juga banyak negara-negara besar masih dalam posisi lockdown,” ujar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati kepada Bali Post, Senin (24/8).
Kemudian China, lanjut pria yang akrab disapa Cok Ace ini, juga masih belum mengizinkan warga negaranya ke luar negeri. Kondisi negara-negara asal wisatawan yang datang ke Bali ini pun menjadi pertimbangan sebelum membuka lagi pariwisata untuk mancanegara.
“Kalaupun kita membuka, negara asal wisatawan posisinya masih di zona merah, kita juga mengkhawatirkan untuk keselamatan warga kita sendiri,” jelasnya.
Menurut Cok Ace, Pemprov Bali sudah berupaya keras menahan laju pertumbuhan kasus COVID-19 lewat berbagai kebijakan yang dikeluarkan. Namun diakui, angka kasus COVID-19 masih fluktuatif.
Dalam beberapa hari terakhir, kasus masih naik meskipun sempat turun. Selain itu, ada perpindahan episentrum penularan. “Klaster-klaster berpindah, kadang di RS, ada klaster rumah tangga, dan lain sebagainya. Belum stabil lah,” imbuh Ketua PHRI Bali ini.
Oleh karena itu, lanjut Cok Ace, upaya penanganan harus lebih dimaksimalkan lagi. Di sisi lain, kalaupun ada beberapa wisatawan yang mau datang, maskapai penerbangan juga akan berpikir seribu kali.
Apalagi, jika pesawat hanya mengangkut 20-30 persen seat. “Saya kira penerbangan juga berpikir apa mau terbang dengan kondisi jumlah penumpang hanya sekian orang,” terangnya.
Menurut Cok Ace, arah promosi pariwisata Bali kini digencarkan ke domestik. Selain itu, Pemprov Bali juga mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan di lokal.
Seperti dilakukan Gubernur bersama OPD yang hampir setiap minggu mengadakan kunjungan kerja ke kabupaten. Seperti baru-baru ini ke Jembrana dan Karangasem.
“Harapannya bisa memberikan vibrasi yang positif pada daerah-daerah tersebut, bahwa kehidupan telah ada, ekonomi sudah mulai berputar walaupun belum maksimal. Tapi ini sangat membantu,” paparnya.
Selain itu, Cok Ace mengaku juga menggerakkan komunitas-komunitas di Bali untuk melakukan kegiatan di kabupaten. Sebagai contoh saat Penglingsir Puri Ubud ini melepas touring mobil “Willys Club”, Sabtu (22/8) lalu.
Club ini melakukan perjalanan Denpasar-Bedugul guna menebarkan vibrasi sehat ditengah pandemi COVID-19, disamping memperingati HUT Ke-32 sambil membawa bantuan sosial. (Rindra Devita/balipost)