Wagub Bali, Cok Ace. (BP/iah)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bali tidak terlepas dari sebaran COVID-19. Hal ini berdampak massif terhadap perekonomian Bali, terutama sektor pariwisata. Bahkan Bali mengalami kehilangan pendapatan hingga triliunan rupiah per bulannya. Demikian dikemukakan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat pembukaan konvensi rancangan panduan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan pada kegiatan MICE ini di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa (25/8).

Pria yang akrab disapa Cok Ace ini mengatakan pariwisata Bali sudah terpuruk selama enam bulan seiring merebaknya wabah COVID-19. Ia pun mengatakan kehilangan pendapatan yang dialami mencapai Rp 9,7 triliun tiap bulannya dari sektor pariwisata.

Baca juga:  Tinjau TPS, Ini Disampaikan Pangdam

Ia juga mengatakan BPS Bali mencatat pertumbuhan ekonomi Bali secara kumulatif triwulan I dan II tumbuh negatif. Kondisi ini disebabkan mandegnya sektor pariwisata. “MICE di Bali pun terkena dampaknya. Hal ini menyebabkan penyelenggaraan event berhenti secara total. Pemprov Bali berupaya untuk memutus penyebaran COVID-19 dan menekan angka kasusnya,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga disebutnya sudah menyusun protokol pembukaan ekonomi tatanan era baru. Terdapat 14 sektor krusial yang disebutkan dalam panduan tersebut.

Baca juga:  Kebakaran Dekat Lapas Kerobokan

Dalam kesempatan itu, Cok Ace mengatakan persentase kesembuhan pasien COVID-19 Bali per 24 Agustus sudah mencapai 87,57 persen. Angka ini disebutkannya menunjukkan optimisme bahwa penanganan COVID-19 di Bali sudah pada arah yang benar.

Ia pun menekankan bahwa sektor kesehatan dan ekonomi bukanlah pilihan melainkan harus dijalankan secara bersama-sama. Untuk itu, ia mengaku Pemprov Bali sudah berupaya mendukung upaya-upaya penanganan di sektor kesehatan beriringan dengan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga:  Di Tuban, Rangkaian Nyepi Tak Libatkan Seluruh Warga Adat

Cok Ace mengatakan panduan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan pada kegiatan MICE ini merupakan hal yang penting. “Ini menjadi penting sebagai panduan MICE di era kenormalan baru,” ujarnya.

Ia berharap masyarakat dapat kembali mengunjungi Bali untuk MICE maupun leisure dengan tetap aman dari penyebaran COVID-19. Cok Ace menilai penyelenggaraan konferensi secara hybrid (offline dan online) bisa menjadi salah satu alternatif saat ini sehingga semua peserta bisa ikut serta dalam kegiatan tanpa merasa khawatir terhadap penyebaran COVID-19. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *