DENPASAR, BALIPOST.com – Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali mematangkan rencana penyempurnaan cinderamata destinasi wisata dan penggunaan busana yang berbasis kearifan lokal oleh pramuwisata. Hal itu dibahas bersama beberapa ahli dan pemangku kepentingan dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Senin (24/8).
“Kita tata agar kue pariwisata ini dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat lokal yang ada di Bali,” ujar Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Ni Putu Putri Suastini Koster.
Menurut istri gubernur Bali ini, produk-produk lokal mesti diangkat agar lebih dihargai dan mendapat tempat yang layak dalam industri pariwisata. Mengingat, Bali memiliki kekayaan dari sisi kearifan lokal yang belum dilibatkan secara baik dalam menciptakan pariwisata budaya yang berkualitas dan berkelanjutan.
Putri Suastini menginginkan produk dan potensi daerah lokal Bali bisa terserap dalam industri pariwisata Pulau Dewata. “Misalnya, saya ingin mendapat masukan (cinderamata, red) seperti apa yang harus kita berikan kepada tamu sehingga menjadi sesuatu yang istimewa,” jelasnya.
Menurut Putri Suastini, Bali mampu membuat cinderemata yang berkualitas berbasis kearifan lokal. Namun, pasarnya selama ini tergerus oleh produk-produk massal impor berkualitas rendah.
Selain cinderamata, pramuwisata atau guide yang ada di Bali mesti tampil dengan mencirikan budaya Bali. Oleh karena itu, mereka akan dibuatkan seragam memakai produk sandang asli Bali yang sekaligus akan memberikan kebanggaan terhadap pramuwisata.
“Idenya melalui pramuwisata menunjukkan produk asli Bali. Produk sandang kita bagus-bagus, limited edition,” imbuhnya.
Ketua Himpunan Pramuwisata Bali, Nyoman Nuarta menyambut baik rencana membuat kostum guide. Menurutnya, ini akan memberikan ciri kepada pramuwisata Bali yang legal. “Saya ingin membedakan guide legal dengan ilegal,” ujarnya.
Nuarta berharap, seragam pramuwisata ini nantinya akan menunjukkan identitas dan yang paling penting dari segi harga tidak memberatkan pramuwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa mengatakan, masukan-masukan yang didapat dari rapat ini akan ditindaklanjuti. Salah satunya dengan menggandeng desainer-desainer lokal Bali. “Tentunya untuk menghasilkan desain-desain yang bisa menyerap produk lokal Bali di industri pariwisata,” ujarnya. (Rindra Devita/balipost)