MANGUPURA, BALIPOST.com – Populasi ternak babi di Kabupaten Badung mengalami penurunan akibat Virus African Swine Fever (ASF). Kasus kematian babi beberapa waktu lalu masih menjadi pertimbangan bagi peternak kembali memelihara babi.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung telah melakukan pendataan guna memastikan ketersediaan ternak babi, pascakasus kematian babi yang marak beberapa waktu lalu. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana, saat dikonfirmasi Jumat (28/8) tak menampik adanya penurunan populasi babi.
“Berdasarkan hasil pendataan dan koordinasi dengan GUPBI Bali, populasi babi memang mengalami penurunan. Kasus kematian babi beberapa waktu lalu masih menjadi pertimbangan. Sebagian warga dan peternak pun belum berani memelihara babi kembali. Hal ini lantaran belum semua peternak berani memasukan bibit atau restocking,” ungkapnya.
Terkait, kebutuhan masyarakat saat perayaan Hari Raya Galungan yang jatuh pada pertengahan September masih dapat terpenuhi. “Sejauh ini ketersediaan hewan yang menjadi salah satu bahan baku kuliner dan sarana upacara itu masih mencukupi,” katanya.
Berdasarkan data yang dikantongi pihaknya, kata Wijana, jumlah babi siap potong tercatat ada sekitar 5 ribu ekor. “Kebutuhan babi berdasarkan data babi yang dipotong saat hari raya Galungan enam bulan lalu tercatat sekitar 1.784 ekor. Jadi stok babi untuk hari raya Galungan ini cukup memadai,” tegasnya.
Megenai perkembangan kasus kematian babi di Badung, Wayan Wijana menyatakan saat ini tak ada lagi laporan yang diterima pihaknya. Sebab, pemahaman masyarakat dan peternak terkait pencegahan wabah virus mulai meningkat.
“Sementara sampai saat ini tidak ada lagi laporan kematian babi dari masyarakat, karena peternak sudah semakin meningkat pemahamannya terkait upaya mencegah penyebaran wabah ASF kemarin,” ucapnya.
Seperti diketahui, Bali khususnya Badung sempat digegerkan dengan kasus kematian babi yang tinggi. Ribuan babi mulai indukan dan anakan tiba-tiba mati. Pemerintah melalui dinas terkait pun sempat hingga melakukan uji lab guna mengetahui penyebab kematian babi. (Parwata/Balipost)