DENPASAR, BALIPOST.com – Desakan mencuat agar 10 cabor yang dicoret, kembali dipertandingkan secara resmi pada PON Papua 2021. Kesepuluh cabor yang dicoret adalah balap sepeda, bridge, dansa, gateball, golf, petanque, ski air, soft tenis, tenis meja dan woodball.
Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, di Denpasar, Jum’at (28/8) menegaskan, Bali sangat berkepentingan supaya kesepuluh cabor dipertandingkan pada PON Papua. Apalagi, kesepuluh cabor sudah menggelar event Pra PON dan telah meloloskan atletnya. “Kami sangat berkepentingan, sebab kesepuluh cabor merupakan andalan Bali,” ungkap Suwandi.
Ia menyebutkan, gateball, woodball, dansa dan tenis meja diharapkan mampu mendulang medali bagi Kontingen Bali. “Nama – nama atlet yang lolos PON dari ajang Pra PON kan sudah ada. Lalu mengapa tiba – tiba cabor ini dicoret?,” ujar Suwandi. Ia menjelaskan, jika memang tidak dipertandingkan, lebih baik diinformasikan sejak awal dan tak perlu menggelar Pra PON. “Saya kan kasihan atlet yang sudah lolos, mendadak batal tampil di ajang PON,” ucap dia.
Suwandi menyimpulkan, hasil pleno Rakernas memutuskan 10 cabor agar dipertandingkan, serta penyelenggaraan PON di Aceh dan Sumut dihelat pada 2025. “Usulan ini akan ditembuskan kepada Menpora, dan selanjutnya pemerintah yang akan memutuskan,” tutur dia.
Dikemukakan, sederet provinsi juga mengusulkan agar 10 cabor tetap dipertandingkan, meskipun venuenya tidak harus di Bumi Cendrawasih. Sebelumnya, juga dikabarkan Jatim siap menyiapkan venue untuk 10 cabor. Menjelang PON ini, Suwandi mengingatkan, supaya mutasi atlet ke provinsi lain harus sepengetahuan KONI asal. “Perpindahan atlet tidak bisa hanya dilakukan sebatas Pengkab/Pengkot cabor, kemudian berniat membela provinsi lain. Namun, KONI asal wajib juga memberikan rekomendasi, termasuk memberikan dana kompensasi,” tandasnya. (Daniel Fajry/Balipost)