Ilustrasi. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Untuk memastikan mitra GoFood terlindungi dari modus penipuan berbasis teknik rekayasa sosial (social engineering), Gojek secara konsisten memberikan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi keamanan digital para mitra UMKM-nya. Upaya yang ditempuh super apps besutan anak bangsa itu semata-mata dilakukan atas kesadaran pentingnya menjaga kerahasiaan data usaha maupun data pribadi dalam transaksi secara digital.

Novi Tandjung, Head of Merchant Platform Business Gojek, mengatakan pihaknya telah memfasilitasi para mitra UMKM yang bernaung di bawah GoFood untuk meningkatkan kompetensi keamanan digital mereka dengan menyematkan berbagai fitur keamanan pada aplikasi GoBiz yang telah menjadi andalan mitra GoFood untuk mengelola bisnis mereka. Di antara fitur keamanan yang dapat diakses melalui aplikasi GoBiz adalah (1) verifikasi PIN validasi terhadap driver yang mengambil pesanan, (2) fitur pengaturan peran pengguna untuk akses pemilik, manajer, dan kasir, dan (3) fitur konfirmasi sebagai pemilik untuk verifikasi kepemilikan data sebagai pemilik outlet.

Dengan berbagai fitur tersebut, informasi data sensitif dan akses fitur premium hanya dapat diakses oleh pemilik outlet. “Seluruh upaya inovasi teknologi Gojek dan edukasi kompetensi keamanan digital yang konsisten bagi mitra usaha ini diharapkan dapat mendukung mitra dalam melindungi keamanan data pribadi dan data usaha. Semua ini dilakukan agar para mitra usaha dapat menjalankan bisnis dengan aman, dan mampu terus bertumbuh serta #MelajuBersamaGojek”, terang Novi dalam rilis yang diterima Jumat (28/8).

Baca juga:  Dukung Kemajuan Ekonomi Bali, Rekrutmen Ojol Syaratkan KTP Lokal

Gojek, lanjutnya, menyadari pentingnya memberikan edukasi ini secara berkesinambungan setelah semakin banyak UMKM yang merambah teknologi digital untuk mengembangkan usahanya di masa pandemi. Gojek mencatat sekitar lebih dari 120.000 UMKM mendorong pivot bisnisnya ke ranah digital dengan bergabung melalui program #MelajuBersamaGojek agar mereka dapat memperoleh akses terhadap solusi bisnis yang komprehensif (dari hulu ke hilir) dan inklusif dari Gojek.

Selain itu, pentingnya menjaga kerahasiaan data usaha dan data pribadi menjadi topik yang terus didorong secara reguler oleh GoFood kepada mitra UMKM kuliner melalui berbagai kanal. Seperti aplikasi GoBiz (www.gobiz.co.id), media sosial, dan Komunitas Partner GoFood (KOMPAG).

Oleh karenanya, kompetensi keamanan digital yang baik menjadi kunci utama dalam melindungi diri saat dihadapkan dengan upaya penipuan dengan teknik rekayasa sosial (atau yang sering kita kenal sebagai manipulasi psikologis) yang tengah menjadi tren modus penipuan digital.

Baca juga:  Jumlah Komisi Ditambah Dua Menjadi 13 Komisi

Center for Digital Society (CfDS) Unviersitas Gadjah Mada dalam kajiannya yang bertajuk “Peningkatan Komeptensi Keamanan Digital di Indonesia: Analisis Fenomena Penipuan dengan Teknik Rekayasa Sosial” mengungkapkan jika penipuan dengan teknik rekayasa sosial bisa terjadi karena penipu memanfaatkan ketidaktahuan dan kelemahan pengguna platform digital akibat minimnya kompetensi keamanan digital pengguna platform.

“Penipu menyerang kelemahan psikologis pengguna sehingga membuat calon korban mengabaikan nalar dan logika, misal kita dibuat senang dengan iming-iming hadiah. Contoh kelemahan psikis itu terjadi ketika pengguna teknologi dikondisikan untuk merasa ketakutan maupun kegirangan. Sehingga, diperlukan kesadaran dan radar kehati-hatian untuk lebih sensitif terhadap modus manipulasi psikologis,” jelas Adityo Hidayat, Researcher CfDS.

Menurut Adityo, beberapa kasus terkait modus penipuan berbasis rekayasa sosial antara lain berupa penyalahgunaan kode OTP (one-time password) serta nomor Kartu ATM yang digunakan sebagai jalan masuk peretasan akun pengguna. Kemudian, ungkap dia, terdapat kasus lainnya berupa upaya penipu yang menciptakan suasana mendesak dan memaksa bagi calon korban agar segera mengambil keputusan tanpa berpikir panjang lagi.

Baca juga:  Antisipasi Arus Mudik Lebaran, Basarnas Bali Kerahkan 135 Personel

Dalam kondisi seperti ini, korban biasanya diperintahkan oleh penipu memberikan informasi data pribadi, data usaha hingga mentransfer sejumlah uang. Di samping dua contoh kasus di atas, terdapat pula modus penipuan dengan iming-iming hadiah dan bantuan jasa.

Skenario manipulasi psikologis dan pemberian hadiah disusun sedemikian rupa, setelah penipu sebelumnya mempelajari latar belakang dan kebutuhan calon korban. Oleh karena itu, menyikapi berbagai modus penipuan tersebut, mitra UMKM kuliner diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap tindakan penawaran bantuan menjadi mitra GoFood atau pencairan dana usaha dengan proses secara manual dikarenakan pihak Gojek maupun GoFood tidak pernah meminta data tambahan di luar kanal resmi atau biaya khusus untuk proses regular tersebut.

Bahkan melalui aplikasi super app mitra usaha Gojek, GoBiz, mitra usaha dapat mendaftar secara mandiri di mana status registrasi dan aktivasi dapat dipantau langsung melalui aplikasi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *