DENPASAR, BALIPOST.com – Imun yang baik tergantung asupan nutrisi seseorang. Di tengah pandemi COVID-19 yang tak kunjung reda, mau tak mau kita pun harus beradaptasi dan berupaya menjaga imun tubuh sehingga tidak mudah terserang virus ini. Selain, tentunya tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah menjadi standard dunia, yakni menjaga jarak sosial, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menggunakan masker saat bepergian ke luar rumah.
Bicara soal nutrisi, menurut Kepala Dinas Kesehatan Lampung, Dr. dr. Reihana, M. Kes yang menjadi salah satu pembicara dalam webinar “GGF Turut Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi COVID-19,” mutlak diperlukan. Terlebih di tengah pandemi COVID-19.
Ia menilai di tengah pandemi ini, justru terjadi penurunan daya beli masyarakat dan kecenderungan untuk mengonsumsi makanan siap saji dan kurang mengonsumsi sayur dan buah. Karena pembatasan aktivitas dan diharuskannya berdiam di rumah, masyarakat juga menjadi kurang minum.
Padahal, menjaga asupan nutrisi ini sangat penting dalam menjaga imun tubuh. “Gizi yang tepat dapat mencegah berbagai masalah. “Gizi seimbang memegang peranan penting dalam menjaga imun tubuh,” ujarnya.
Upaya menjaga asupan nutrisi ini bisa dilakukan lewat konsumsi makanan yang bergizi dan sehat. Seperti yang dilakukan salah seorang ibu beranak satu, Duhita Pratiwi. Ia mengaku di tengah pandemi COVID-19 ini harus ekstra ketat dalam mengawasi asupan gizi anaknya. Konsumsi buah dan sayuran juga ditingkatkan sehingga sang anak yang berusia 9 tahun itu tidak mudah sakit.
Salah satu produk favoritnya untuk menjaga asupan gizi sang anak adalah pisang cavendish dengan merek Sunpride. Selain rasanya yang disuka oleh sang anak, pisang ini menurutnya juga kaya vitamin, sumber energi karena mengandung karbohidrat dan mineral, terutama kalium. “Keluarga saya rutin mengonsumsinya di rumah, terutama di tengah pandemi COVID-19 sekarang ini. Pokoknya, pisang cavendish Sunpride ini selalu ada di rumah,” ujar ibu yang bekerja di bidang teknologi informasi ini.
Pisang cavendish hanya satu dari sejumlah produk yang ada di bawah merek Sunpride milik PT Sewu Segar Nusantara. Sebagai salah satu distributor buah lokal 100 persen Nusantara dengan lebih dari 20 varian buah, Sunpride selalu melakukan kontrol kualitas yang ketat untuk menjaga kualitas setiap buah mulai dari ditanam hingga dipanen yang berasal dari satu-satunya perkebunan di Indonesia dengan sertifikasi Good Agricultural Practices. Hal ini selaras dengan komitmen Sunpride untuk selalu menyediakan buah yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.
Jaga Asupan Gizi Optimal
Sebagai upaya dalam menjaga asupan gizi masyarakat tetap optimal di tengah pandemi COVID-19, Sewu Segar Nusantara yang merupakan bagian dari Great Giant Foods (GGF), berupaya melakukan beragam upaya. Hal ini terungkap dalam webinar yang diselenggarakan belum lama ini.
Menurut Project Management PT Sewu Segar Nusantara, Lutfhiany Azwawie, orang kerap kali menyangka bahwa Sunpride merupakan produk impor. Padahal, seratus persen buah yang didistribusikan oleh Sunpride merupakan buah nusantara. “Ditanam di Lampung dan dikelola oleh tenaga ahli dari Indonesia. Seratus persen buah nusantara,” ujarnya.
Ia pun memaparkan, untuk memperoleh produk yang berkualitas, metode pertanian yang dikembangkan juga harus berkualitas. Pihaknya menerapkan integrated farming model dan zero waste managament untuk melindungi lingkungan hidup. “Kita coba apa yang sudah kita ambil di alam kita kembalikan lagi ke alam. Kita berkeinginan melengkapi gizi masyarakat tanpa merusak alam,” tegasnya.
Ia menjelaskan pemasaran buah-buahan dengan merek Sunpride, khususnya pisang dan nanas sudah menembus pasar internasional, seperti Jepang dan Tiongkok. Untuk pasar Indonesia, distribusinya sudah ada di 133 kota dengan 9 cabang.
Ia juga mengatakan Sunpride sudah memiliki sertifikasi Global GAP karena terjamin higienisnya, bebas pestisida, traceable, eco friendly dan ramah lingkungan.
Sejak wabah COVID-19 melanda Indonesia, pihaknya mengaku sudah menyumbangkan 71 ton buah segar ke 74 RS dan 58 institusi (di antaranya BNPB, TNI, Instansi pemerintah tingkat daerah, organisasi kemanusiaan, kampus maupun tempat menginap paramedis) di 6 kota, yaitu Jakarta (dan sekitarnya), Lampung, Bandung, Jogjakarta, Surabaya dan Bali.
Sementara itu, soal komitmen dan eksistensi GGF untuk menyediakan nutrisi masyarakat di tengah pandemi COVID-19 ditegaskan Health Campaign GGF, Nanda Dita Syahpradana. Ia menjelaskan di masa pandemi Covid-19 ini GGF turut mendukung masyarakat dengan membagikan 4 ton pisang, 4 ton guava, 3800 kotak susu segar untuk 6 puskesmas dan 5 RS rujukan di Lampung, serta 220 ribu paket APD yang diberikan ke Pemprov Lampung.
Nanda juga memaparkan sejumlah program GGF yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah satunya “Great Indonesia untuk bebas stunting.”
Pola makan yang menargetkan anak-anak usia dini di PAUD. Ada 700 anak yang dibagikan buah dan susu tiap minggu. Anak-anak juga dilatih cuci tangan pakai sabun. “Ini sudah dilakukan jauh sebelum pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Ada juga program pola asuh, targetnya wanita usia subur, wanita hamil, dan wanita menyusui agar mereka memperhatikan asupan gizi. Memberikan pengayaan tentang pentingnya gizi. “Kami juga memiliki KRPL yakni kawasan rumah pangan lestari. Sasarannya Kelompok Wanita Tani untuk memberdayakan ibu-ibu yang secara kesibukan tidak terlalu sibuk, ibu rumah tangga agar miliki aktivitas produktif. Berdayakan pekarangan rumah. Tanami sayuran. Buah dan sayur ada di depan rumah, jadi lebih mudah didapat. Ada 200 IRT di 5 kampung, paparnya.
Dari hasil testimoni, ketika pandemi COVID-19, mereka sangat merasakan manfaat dari keberadaan tanaman di pekarangan rumah ini. Mereka tidak perlu ke pasar dan berisiko tertular COVID-19 dari orang-orang yang ada di pasar. “GGF sangat berkomitmen untuk membantu dan menutrisi masyarakat terutama di tengah pandemi,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)