Warga dari tiga dusun di Desa Kayu Putih Melaka, Kecamatan Sukasada antusias antre mengambil air tangki bantuan dari Polres Buleleng. (BP/Mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kemarau mulai memicu terjadinya krisis air bersih di Buleleng. Seperti terjadi di Desa Kayu Putih Melaka, Kecamatan Sukasada. Warga dari tiga dusun sejak kemarau melanda kesulitan mendapat air untuk kebutuhan Mandi Cuci dan Kakus (MCK-red).

Informasi dikumpulkan di lapangan Selasa (1/9), jumlah penduduk di desa Desa Kayu Putih Melaka sekitar 500 Kepala Keluarga (KK). Penduduk ini menyebar di Dusun Kayu Putih, Melaka, Sinalud, Buana Sari, dan Dusun Panti. Sejak lama air bersih di desa ini dipasok dari beberapa sumber mata air yang di kawasan hutan lindung di desa setempat. Sejak kemarau terjadi, warga dari Dusun Kayu Putih, Melaka, dan Sinalud tidak mendapat pasokan air bersih yang dikelola pemerintahan desa. Ini karena debit air yang dikelola oleh pemerintah desa debitnya mengecil.

Sejak penurunan debit air itu, pihak pengelola menerapkan sistem pemakaian air dengan cara giliran. Dengan cara itu, warga kesulitan mendapat air untuk kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, warga dari tiga dusun itu mengambil air ke lokasi sumur bor di dusun Buana Sari. Sumur itu dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Hita Buleleng. Warga biasnya menggunakan tandon air atau menggunakan geriken untuk menampung air bersih dari sumur tersebut. Karena harus mengambil air untuk MCK, sehingga waktu warga akan bekerja ke kebun atau mencari pekerjaan lain terganggu karena harus mengutamakan mengambil air untuk bisa memasak di dapur dan keperluan lain.

Baca juga:  Dua Tahun Hadapi Pandemi, Pariwisata Bali Mulai Utamakan NEWA

Perbekel Desa Kayu Putih Melaka Gede Gelgel Ariawan tidak menampik warga dari 3 dusun itu tidak mendapat pelayanan air bersih di desa. Persoalan ini bukan baru kali ini saja, tetapi sejak beberapa tahun setiap menginjak kemarau krisis air bersih melanda warganya. Satu-satunya penyebab krisis air bersih di desanya adalah ketersedian debit yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang harus dilayani air bersih. Karena aliran airnya memakai sistem grafitasi, maka Dusun Panti yang lokasinya dekat sumber air masih bisa menikmati air bersih.

Baca juga:  Puluhan KK di Pesinggahan Tak Tersentuh Layanan Air Bersih

Sedangkan, Dusun Buana Sari telah dilayani air bersih dari Perumda Tirta Hita Buleleng. Situasi ini bertambah parah pada kemarau panjang seperti sekarang, semua sumber mata air yang tadinya dikelola sekarang debitnya tutun drastis. Bahkan, bisa saja debit airnya benar-benar mati ketika masa puncak kemarau nanti. Atas kondisi ini, warga dari tiga dusun itu mengalami krisis air bersih akibat kemarau.
“Sebanrnya krisis air di desa kami sudah lama dan penyebabnya karena debit air di pegunungan kecil dan kami kahwatir kalau masa puncak kemarau nanti sumber airnya kering, maka krisis air bersih akan bertambah parah,” katanya.

Menurut Ariawan, untuk membantu meringankan kebutuhan warga di tiga dusun itu, pemerintahan desa mengajukan permohonan pengambilan air di sumur bor milik Perumda Tirta Hita Buleleng. Selain itu, pihaknya juga mengajukan bantuan air tangki ke Polres Buleleng. Permohonan itu sudah direalisasikan di mana pada Senin (31/8) yang lalu, warganya mendapat bantuan air bersih enam ribu liter yang disumbangkan Polres Buleleng.

Baca juga:  Bantu Atasi Krisis Air, Polres Bangli Kerahkan Water Cannon

Ribuan liter air bersih itu dipasok dengan mobil Amorred Water Cenon (AWC). “Karena ini masalah bertahun-tahun kami lakukan penanganan jangka pendek dengan memohon bantuan air tangki dan meminta izin agar warga diizinkan mengambil air di sumur bor milik Perumda Tirta Hita,” jelansya.

Sementara jangka panjang, Ariawan mengaku pemerintah pusat sudah merealisasikan bantuan pembuatan sumur bor. Tahun ini proyek itu sedang dikerjakan, sehingga nantinya air sumur bor itu akan menambah debit air yang dikelola sekarang. Selain itu, pihaknya juga berharap ada solusi permanen dari pemerintah daerah agar air dari sumur bor milik Perumda Tirta Hita Buleleng dialirkan untuk menambah besar debit air, sehingga krisis air di desanya tidak menjadi langganan setiap kemarau panjang. (Mudiarta/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *