DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 memukul ekonomi Bali yang didominasi sektor pariwisata. UMKM juga ikut terpukul karena merupakan bagian terkait dengan pariwisata.
Guna meminimalisir dampak pandemi ini, Pemprov Bali pun mengeluarkan berbagai regulasi yang bersifat relaksasi untuk meringankan dampak pandemi terhadap UMKM setempat. Kebijakan ini dikeluarkan mengingat sektor UMKM berperan signifikan terhadap perekonomian Bali.
Dalam sebuah kesempatan, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyampaikan pentingnya melakukan upaya perubahan yang sesuai dengan perkembangan era adaptasi kebiasaan baru ini. “Sekarang kita harus bergerak ke era digital, baik pemasaran maupun sistem pembayaran untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Di samping itu, pemanfaatan sistem digital harus ditingkatkan untuk menghindari perantara kuman ataupun virus,” katanya.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali, I Wayan Mardiana, Selasa (1/9), pihaknya mendorong strategi ‘go digital’ untuk para pelaku UMKM dengan memanfaatkan teknologi digital agar bisnisnya terus berputar di masa pandemi ini. Dari sekitar 326 ribu UMKM yang tersebar di seluruh kota dan kabupaten di Bali, belum semuanya menggunakan platform digital atau marketplace.
“Dengan tatanan kehidupan era baru, pelaku UMKM harus mengubah mindset, dari berjualan secara konvensional sudah mengarah ke digital atau pemasaran online. Karena sekarang orang malas berbelanja dengan kontak langsung. Manfaatkanlah platform digital,” katanya.
Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah, Tokopedia, Astri Wahyuni, juga mengatakan hal serupa, “Saatnya bagi UMKM lokal untuk memanfaatkan platform digital. Hal ini memudahkan UMKM lokal bertahan di tengah pandemi sekaligus menjangkau pasar yang lebih luas.”
Astri pun mengungkapkan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mendukung UMKM daerah berjuang melawan pandemi. “Misal dalam bentuk pendampingan mengenai berbisnis daring atau penyediaan halaman khusus bagi UMKM daerah di platform Tokopedia, seperti digitalisasi pasar tradisional ‘Pasar Cikurubuk Online’ bersama Pemkot Tasikmalaya.”
Kolaborasi dengan pemerintah daerah dengan memanfaatkan ekosistem digital juga mampu melahirkan inovasi. “Tokopedia berharap bisa berkolaborasi dengan Pemprov Bali untuk mempercepat digitalisasi layanan publik, seperti pembayaran PBB, E-samsat, PDAM dan pajak daerah lainnya untuk menjaga pendapatan daerah, namun tetap mempertimbangkan protokol kesehatan,” tambahnya.
Seorang pegiat UMKM, Dewanti Amalia Artasari, pemilik toko online Dewa Collection Bali, mengakui, saat ini, dengan mengandalkan platform Tokopedia, produk kerajinan benangnya mengalami peningkatan penjualan lebih dari 5x lipat jika dibandingkan sebelum pandemi.
Ia mengatakan dalam kondisi pandemi tidak bisa melakukan penjualan offline karena sepi pembeli mengingat kunjungan wisatawan ke Bali masih dibatasi. “Toko offline saya tutup. Sekarang hanya fokus melayani penjualan online. Saya menyarankan pelaku UMKM lain menggunakan platform penjualan online untuk mempermudah pemasaran dan tetap bisa melakukan protokol kesehatan karena tidak ada kontak fisik dengan pembeli,” imbuh Dewanti. (kmb/balipost)