MANGUPURA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan terus berupaya mengoptimalkan peran inklusi sosial perpustakaan dengan memperkuat perannya dalam meningkatkan literasi masyarakat. Melalui pelaksanaan webinar pelestarian bahasa dan tulisan Bali diharapkan generasi muda Badung mampu melestarikan bahasa Bali sebagai bahasa ibu di tengah derasnya arus modernisasi di era digital 4.0.
‘’Melalui webinar pelestarian bahasa Bali ini, kita harapkan generasi muda Badung mampu melestarikan, memahami dan menguasai bahasa dan aksara Bali untuk menghindari degradasi penggunaan bahasa ibu dan budaya Bali di era globalisasi,’’ ujar Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa saat membuka acara webinar transformasi perpustakaan dalam mewujudkan pelestarian bahasa dan tulisan Bali yang diikuti oleh guru bahasa Bali tingkat SD dan SLTP se-Kabupaten Badung dari ruang kerja Rumah Jabatan Wakil Bupati, Senin (7/9) kemarin.
Suiasa menambahkan, program perpustakaan ini hadir di tengah masyarakat dan mengubah paradigma, perpustakaan bukan hanya sebagai ruang untuk membaca, melainkan sebuah ruang di mana orang-orang yang hendak mengubah peradaban, pola pikir dan hal lainnya dapat bertemu dan bekerja sama. ‘’Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada pasal 2 menyebutkan bahwa perpustakaan diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, keprofesionalan, keterbukaan, keterukuran dan kemitraan. Perpustakaan berbasis inklusi sosial merupakan upaya meningkatkan akses kepada masyarakat agar mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, sehingga terjadi proses belajar yang mendorong kreativitas dan inovasi agar menjadi produktif, bagi kesejahteraan masyarakat itu sendiri,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung Ni Wayan Kristiani melaporkan, transformasi perpustakaan merupakan salah satu program perpustakaan berinklusi sosial yaitu peningkatan pelayanan, pelibatan masyarakat dan advokasi. Di Kabupaten Badung, ketiga hal ini dapat diwujudkan salah satunya melalui kegiatan workshop webinar pelestarian bahasa dan tulisan Bali.
Kristiani menambahkan, webinar diselenggarakan selama empat hari pada 7 – 10 September secara virtual. Peserta sebanyak 300 orang berasal dari guru bahasa Bali tingkat SD dan SLTP se-Kabupaten Badung. Narasumber berasal dari dosen Sastra Bali Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, pengurus IGI Bali dan duta bahasa Bali. (ad)