Puluhan armada pengangkut sampah tampak berjejer di pintu masuk TPA Mandung, Kamis (10/9) lantaran dua alat berat rusak. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Antrian panjang armada pengangkut sampah terlihat di pintu masuk TPA Mandung, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Kamis (10/9). Ini dikarenakan, dua alat berat (eskavator) yang berfungsi untuk menurunkan sampah dan meratakan ke dalam areal TPA dalam kondisi rusak.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan, I Made Subagia saat dikonfirmasi mengatakan, alat berat yang dimiliki saat ini memang sudah berusia tua, dan kerap rusak. Apalagi, komponen dari salah satu alat berat tersebut tidak dijual di Bali sehingga sampai saat ini masih ‘indent’.

Baca juga:  280 Orang Asing Diusir dari Bali, Praktisi Hukum Sebut Harusnya Diadili

Sementara alat berat lainnya rusak di bagian selang radiator dan sudah diperbaiki. “Informasi terakhir, satu alat sudah bisa beroperasi, sudah dibelikan alatnya di Denpasar, tetapi operasionalnya belum bisa maksimal, karena dengan umur alat berat kalau difungsikan maksimal khawatirnya rusak lagi,” terangnya.

Diakuinya, kondisi antrian serupa juga terjadi sekitar seminggu lalu, dan terjadi selama satu hari. “Sementara itu yang bisa kami lakukan, karena untuk sewa ataupun beli baru juga tidak memungkinkan karena tidak ada anggaran, kami saat ini lebih mendorong desa adat untuk segera membuat perarem dimana masyarakat diminta mengolah sampah secara mandiri,” ucapnya.

Baca juga:  Masih Berlangsung, Pemadaman Kebakaran di TPA Mandung

Subagia menjelaskan, pihaknya sudah terus mendorong desa adat agar terus bergerak menyelesaikan sampah berbasis sumber sesuai dengan Perda No 4 Tahun 2019 tentang desa adat di Bali yang salah satu poinnya mengatur tentang desa adat berkewajiban mengelola sampah secara mandiri di wewidangan desa, dan Pergub Bali nomor 47 Tahun 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber.

“Contohnya saja desa Bengkel, Kediri yang sudah stop layanan sampah ke TPA dna mengedukasi masyarakatnya untuk memilah sampah dari rumah, sehingga hanya residunya saja yang dikirim ke TPA, saya harapkan desa lainnya juga mulai mengikuti, sehingga volume sampah tidak lagi banyak masuk ke TPA,” terangnya.

Baca juga:  Amankan Pertemuan IMF-WB, Pengawasan PPI Sangsit Diperketat

Hal ini mengingat, sudah jadi kebiasaan jika volume sampah dipastikan akan mengalami peningkatan usai hari raya keagamaan. Jika saat kondisi darurat alat berat yang dimiliki kembali mengalami kerusakan, Dinas LH terpaksa melakukan penyewaan alat berat tentunya dibutuhkan anggaran yang cukup besar. Disatu sisi, kebakaran di TPA Mandung, sampai saat ini juga belum sepenuhnya bisa teratasi, terbukti masih terlihat asap di areal TPA. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *