Warga Paris berada di Saint Martin Kanal, Paris, Prancis pada 28 Mei 2020. (BP/AFP)

PARIS, BALIPOST.com – Prancis pada Kamis (10/9) mencatat rekor hampir 10.000 kasus COVID-19 baru selama 24 jam terakhir menjelang pertemuan penting untuk memutuskan pengetatan langkah-langkah penanganan virus corona.

Para pejabat semakin prihatin tentang tingginya jumlah infeksi di Prancis, bahkan jika jumlah kematian dan masuk ke perawatan intensif jauh dari angka yang tercatat pada Maret dan April. Dikutip dari AFP, Kementerian kesehatan mengatakan 9.843 infeksi virus corona baru telah dicatat. Ini merupakan jumlah tertinggi sejak pengujian massal dimulai, dengan 71 klaster baru dikonfirmasi.

Baca juga:  Jumlah Pasien COVID-19 di Denpasar Capai 32 Persen Total Kasus Bali, Zona Merah Makin Banyak

Selama seminggu terakhir, 48.542 kasus baru telah dicatat, dari lebih dari satu juta tes yang dilakukan. Proporsi tes yang positif kini meningkat menjadi 5,4 persen.

Sembilan belas orang lagi meninggal setelah infeksi COVID-19, menjadikan jumlah total korban di Prancis dari pandemi ini mencapai 30.813 orang, tambah kementerian itu.

Para menteri dan pakar kesehatan Prancis akan bertemu Jumat (11/9) untuk memutuskan tindakan apa yang diperlukan, dengan Presiden Emmanuel Macron bersumpah mereka akan memberikan gambaran yang jelas kepada publik tentang apa yang bisa diharapkan selama beberapa minggu ke depan.

Baca juga:  Nasional Catatkan Tambahan Lima Ratusan Kasus COVID-19

“Kami harus transparan dan sejelas mungkin,” kata Macron, Kamis.

“Kami harus menuntut dan realistis tanpa menyerah pada kepanikan dalam bentuk apa pun.”

Kepala dewan ilmiah yang menasihati pemerintah tentang pandemi, Jean-Francois Delfraissy, mengatakan Rabu, bahwa keputusan “sulit” mungkin diperlukan pada pertemuan itu.

Orang yang berisiko tinggi karena usia tua atau masalah kesehatan termasuk diabetes, obesitas, dan masalah pernapasan mungkin memerlukan “gelembung” pelindung di sekitar mereka.

Baca juga:  Kembali Ada Klaster "Nelu Bulanin," Kali Ini di Tabanan

Pemerintah mungkin juga harus lebih tegas di beberapa daerah tentang memberlakukan tindakan karantina bagi orang yang terinfeksi dan mereka yang melakukan kontak erat, katanya, meskipun untuk saat ini, hal itu bukan rekomendasi resmi.

Ada bahaya “peningkatan yang sangat cepat dan eksponensial” di beberapa tempat, kata Delfraissy, yakni di French Riviera dan Provence.

Perdana Menteri Jean Castex sendiri dalam periode tujuh hari mengisolasi diri, setelah menghabiskan sebagian akhir pekan bersama bos Tour de France yang dinyatakan positif Covid-19. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *