Suasana pengukuhan Guru Besar di Unud. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Universitas Udayana (Unud), Sabtu (12/9) mengukuhkan sebanyak 10 orang Guru Besar Tetap, secara Daring, yang dipusatkan di Gedung Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana. Sepuluh Guru Besar ini masing-masing dua orang dari Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA serta masing-masing satu orang dari Fakultas Hukum dan Fakultas Peternakan.

Menurut Rektor Unud Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)., pengukuhan Guru Besar kali ini tidak seperti biasanya. Karena prosesi dilaksanakan secara daring dan terbatas sesuai penerapan protokol kesehatan, mengingat saat ini sedang masa pandemi dan jumlah kasus Covid khususnya di Bali sedang meningkat tajam.

Baca juga:  Satgas Penanggulangan COVID-19 Unwar, Bagikan Sembako Gratis ke Desa Adat Tanjung Bungkak

Namun tentunya hal ini tidak mengurangi makna dari prosesi Pengukuhan yang dilaksanakan. Guru Besar, kata Raka Sudewi, merupakan jabatan fungsional tertinggi bagi dosen. Tentu kata dia, untuk mencapainya tidak mudah karena butuh perjuangan, pengorbanan dan kerja keras dalam memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Bagi Perguruan Tinggi, jumlah Guru Besar yang dimiliki sangat memiliki peranan penting sebagai Prime Mover yang menggerakkan perputaran roda Tridharma Perguruan Tinggi. Hampir setiap tahun terdapat Guru Besar yang memasuki masa purna tugas dan hal ini harus segera diantisipasi dengan langkah strategis agar Dosen yang sudah bergelar Doktor berupaya meningkatkan statusnya menjadi Guru Besar,” katanya didampingi Wakil Rektor Unud, bidang akademik, Prof. Dr Nyoman Gde Antara.

Baca juga:  Jelang Tuntutan Dugaan Korupsi Dana SPI Unud, Ini Kata Prof Antara
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *