DENPASAR, BALIPOST.com – Bali sangat berkepentingan agar 10 cabor resmi dipertandingkan, pada PON di Papua Oktober 2021. Alasannya, kesepuluh cabor merupakan andalan Bali, sekaligus tambang medali, seperti dansa, golf, petanque, gateball, dan woodball.
Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, di Denpasar, Senin (14/9) mengemukakan, desakan 10 cabor agar tetap dipertandingkan juga muncul dari beberapa provinsi. Apalagi, pelaksanaan PON sebelumnya di Jabar 2016, telah mempertandingkan dansa, balap sepeda, tenis meja. Akibat pencoretan dari 10 cabor, otomatis penyelenggaraan hajatan multievent empat tahunan antarprovinsi se-Indonesia, di Bumi Cendrawasih menjadi berkurang. “Padahal, tujuan mulia dari PON itu sendiri, memupuk rasa persaudaraan, serta meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa,” tutur Suwandi.
Ia menilai, peluang 10 cabor kembali dipertandingkan memang tipis. Hal itu bisa dilihat dari statemen PB PON. Akan tetapi, jika pemerintah pusat turun tangan seperti Menpora dan Presiden, agar 10 cabor tetap dipertandingkan, maka seluruh kontingen PON harus menyetujuinya. “Saya kira waktu pelaksanaan setahun lagi, masih cukup untuk menyiapkan venue,” jelas Suwandi.
Ia mencontohkan, cabor seperti dansa, petanque, gateball, woodball, bridge dan tenis meja cukup memerlukan areal yang tidak begitu luas. “Kami sesama anak bangsa dari 34 provinsi, berkomitmen memupuk rasa persaudaraan yang tinggi,” ucap dia. Selanjutnya, para atlet dari seluruh provinsi berkompetisi di ajang PON, demi menjunjung rasa persatuan dan kesatuan bangsa. “Itulah tujuan mulia PON, bukan sekadar memburu prestasi di level internasional,” terang Suwandi.
Dikemukakan, KONI Bali telah bertemu dengan para pelatih cabor di PON. Intinya, mereka tetap getol melatih atlet asuhannya, sebagai persiapan menghadapi PON di Papua. Hanya, di saat pandemi covid-19 ini, beberapa cabor belum bisa berlatih penuh, seperti bela diri yang melarang melakukan kontak bodi langsung. (Daniel Fajry/Balipost)