NEGARA, BALIPOST.com – Pembangunan jembatan Kaliakah yang menghubungkan jalan Provinsi di Lelateng dipertanyakan. Pasalnya, Jumat (18/9), pembangunan tersebut terkesan mandek. Tidak ada aktivitas pengerjaan di areal jembatan tersebut. Padahal pengerjaan belum selesai dan masing menyisakan beberapa bagian perlu dibangun.
Padahal sejak awal, warga berharap pengerjaan segera rampung secepatnya. Sebab, jembatan penghubung antara Kota Negara dengan Pengambengan itu merupakan akses utama. Selain ke Pengambengan, jalan tersebut juga dilalui untuk ke sejumlah desa lainnya seperti Awen Lelateng, Desa Tegalbadeng Barat dan Tegalbadeng Timur. Tidak adanya aktivitas pengerjaan itu memicu pertanyaan warga sekitar. Keluhan ini juga sempat dicek langsung dari pihak Babinsa Tegalbadeng Timur dan Babinsa Lelateng. Petugas sempat mencari pengelola proyek namun tidak ketemu.
Selain tidak adanya aktivitas, warga juga menyampaikan keluhan terkait tiang telepon dan listrik di dekat jembatan yang miring. Dikhawatirkan kondisi itu akan mengganggu aktifitas warga. Saat disambangi, tidak ada aktivitas pengerjaan di lokasi. Hanya ada seorang pekerja dan itupun hanya menunggu. Sejak awal, warga berharap penutupan jalan akses utama ke Pengambengan dan sekitarnya ini bisa segera selesai. Sebab selain untuk jalur utama, juga banyak tempat usaha dan perkantoran yang terdampak di sepanjang jalan jalur jembatan tersebut.
Pengerjaan jembatan ini merupakan anggaran dari Dinas PUPRKIM Provinsi Bali yang dikerjakan PT Santi Karya Mesari. Penggantian jembatan tukad Kaliakah sepanjang 10 meter ini dikerjakan senilai Rp 1.193.265.912,78 dari pagu Rp 1,6 miliar. Dari papan informasi pelaksanaan di lokasi, tercantum pengerjaan selama 195 hari kalender.
Ketua Komisi III DPRD Bali IGA Diah Werdhi Srikandi dikonfirmasi mengatakan terkait hal tersebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Bina Marga Dinas PUPRKIM Provinsi Bali. Menurutnya dari laporan staf Bina Marga kalau kegiatan jembatan Kaliakah di Kabupaten Jembrana progres fisiknya sudah 41 persen. Tidak adanya pengerjaan dikarenakan pihak pelaksana masih menunggu bahan untuk perancah berupa dolken kayu kelapa yang akan dipasang. “Kita tetap akan monitoring terus,” terangnya. (Surya Dharma/Balipost)