TABANAN, BALIPOST.com – Pengprov IMI Bali sejauh ini belum mengetahui motor yang ditunggangi kroser, pada PON di Papua 2021. Padahal, saat Pra PON di Banten, motor yang ditunggangi kroser disiapkan pembalapnya masing-masing dan pembalap Bali menunggangi Kawasaki KX-F250 cc, sedangkan saat PON apakah pembalap menyiapkan motor atau justru disiapkan panpel.
Pelatih PON Bali, Cok Vicky, di sela-sela latihan di Sirkuit Tengkudak, Tabanan, Minggu (20/9) menuturkan, Bali meloloskan dua kroser di kelas Spesial Engiene (SE) 250 cc (MX-II) atas nama IGN. Diva Ismayana dan Made Gede Sadhu Saka Bakti. “Bali merebut 1 emas di nomor beregu, dan perak di nomor perorangan,” ucap Cok Vicky, yang juga Kabid Roda Dua Pengprov IMI Bali ini.
Dijelaskannya, untuk PON di Bumi Cendrawasih, Cok Vicky mematok target kroser asuhannya kembali merebut minimal sekeping emas, dan syukur-syukur kalau bisa mengawinkan 2 medali emas di kelas MX-II nomor perorangan dan beregu. “Kami sudah mengetahui peta kekuatan para kroser dari provinsi lain,” ungkap dia.
Menurut Cok Vicky, Bali menyiapkan dua kroser Diva dan Gede Saka, dan Gede Saka baru jatuh saat latihan dua pekan lalu. Akibatnya, jemari tangannya retak. “Untuk sementara, Gede Saka istirahat dulu dan memasuki masa pemulihan (recovery),” terang dia. Sebagai gantinya, Bali menyiapkan kroser cadangan Aditya Permana.
Dikemukakan, jadwal latihan teknik empat kali dalam sepekan, tiap Minggu, Selasa, Kamis dan Sabtu di Sirkuit Tengkudak. Sementara, latihan fisik hampir tiap hari. “Cabor motocross ini tidak boleh berhenti latihan, sehingga kroser kami tiap saat siap diturunkan,” tuturnya. Hal itu terbukti, kroser PON Bali sedianya turun pada Kejurda Motocross Jateng Seri I, di Semarang, awal September. “Meskipun sifat turnamen Kejurda, tetapi yang turun kroser nasional. Kami belum berani menerjunkan kroser PON Bali, mengingat masih pandemi covid-19,” papar dia.
Akan tetapi, kata Cok Vicky, kemungkinan Seri II atau III jika wabah virus corona menurun, pihaknya siap mengirimkan kroser PON Bali, pada Kejurda di Jateng. Diakuinya, selama ini pembalap berlatih maupun melakukan try out dengan mengikuti kejuaraan, terpaksa harus merogoh kocek sendiri. (Daniel Fajry/Balipost)