GIANYAR, BALIPOST.com – Temuan tulang belulang pada proyek sebuah rumah kembali terjadi. Kali ini, temuan itu terjadi di areal proyek pembangunan rumah yang ada di Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar.
Kronologinya, 3 buruh proyek menggali tanah untuk septic tank, Sabtu (19/9) pagi. Didik seorang pekerja proyek mengatakan ikut melakukan penggalian dan menemukan barang purbakala tersebut pada Sabtu (19/9).
Didik yang ditemui Senin (21/9), mengatakan bersama beberapa orang pekerja proyek sedang menggali tanah untuk membuat saluran sanitasi septic tank. Ketika melakukan penggalian di kedalaman 1 meter ditemukan tulang belulang dan bekal kubur berupa alat menggali tanah yakni alat pertanian dari perunggu. “Saat ditemukan, kami lihat ada tulang belulalang dan alat pertanian dari perunggu, kami langsung memberi tahu pemilik proyek,” katanya.
Didik pun tidak merasakan firasat apapun sebelum menemukan benda tersebut. Hanya saja, karena meyakini benda tersebut bukan benda sembarangan, buruh proyek pun melaporkan temuan itu.
Dikatakan, hingga kini ini benda yang diduga merupakan peninggalan sejarah tersebut masih dititipkan dirumah pemilik proyek sembari menunggu datangnya petugas dari Balai Arkeologi.
Mendengar informasi tersebut, Bhabinkamtibmas Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar, Aiptu I Wayan Mustika berkoordinasi dengan tim dari Kantor Purbakala Gianyar. Aiptu I Wayan Mustika mendampingi team dari kantor Purbakala Gianyar dalam rangka meneliti temuan barang purbakala, Minggu (20/9) sekitar pukul 09.30 WITA. “Setelah dicek, benda tersebut diamankan sementara. Sembari menunggu tim Purbakala Provinsi Bali,” jelas Aiptu Mustika.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Bitera menambahkan, lokasi temuan merupakan proyek pembangunan rumah tinggal. “Yang ditemukan barang berupa tulang belulang dan bekal kubur berupa alat menggali tanah (alat pertanian) dari perungu,” jelasnya.
Sementara itu Sekretaris Lurah Bitera, Wayan Sudira yang turut melakukan pengecekan ke lokasi temuan mengatakan, lokasi temuan dulunya merupakan area persawahan. “Sepengetahuan saya, tidak ada hunian sebelumnya disini. Dulu area persawahan, nah terkait itu benda purbakala atau tidak, kami masih menunggu tim untuk memastikan,” jelasnya. (Manik Astajaya/balipost)