Salah satu karya seniman yang akan ikut dalam "Jaga Bara" di IACA. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Aktivitas berkesenian tak pernah redup, kendati pandemi sedang melanda. Ruang apresiasi seni pun diadakan agar bara api seni terus menyala. Antusias para seniman untuk berbagi seni tetap tinggi.

Terbukti, pameran senirupa yang digelar secara virtual di galeri FB Indonesian Art Community in America (IACA) sejak beberapa hari lalu, diminati banyak perupa Indonesia. Jumlahnya seratusan. Mereka berasal dari berbagai daerah di Nusantara, termasuk Bali.

Pengelola dan pendiri IACA, Yuno D. Baswir, Selasa (22/9) menyampaikan, galeri FB IACA yang didirikan pada 5 Mei 2014 ini, memang dibuat sebagai ruang atau wadah bagi para seniman, khususnya seniman Indonesia, untuk saling mengenal dan berbagi keindahan atau karya seni. Sejak awal, IACA telah menampilkan dan mempromosikan karya-karya seni seniman Indonesia, khususnya, tapi juga mengundang seniman asing yang tinggal di Washington DC.

Baca juga:  Peminatnya Merosot, Pemain Rebab di Buleleng Makin Langka

Cukup banyak pelaku seni asing yang tinggal di Amerika yang menjadi member IACA. Mereka mengamati karya-karya seniman Indonesia yang dipajang di IACA. ‘’Mereka sangat antusias, bahkan kagum pada karya-karya seniman kita,’’ ujarnya.

Terkait dengan pameran kali ini, kata Yuno D. Baswir, pada pertengahan Agustus 2020, pihaknya secara khusus mengundang para anggota IACA untuk berbagi karya dengan mengajukan sekitar 12 hingga 14 buah karya. Tetapi anggota tidak bisa langsung memajang karya di halaman IACA.

Baca juga:  Jelang Hari Raya Nyepi, Harga Beras Masih Melambung Lampaui HET

Pihaknya mesti menyetujui dulu postingan mereka. Karya-karya seniman dipilih, lalu dibuatkan album dan ditambahi dengan foto seniman dan biodata singkat. Dengan demikian “pameran tunggal” setiap seniman, tampil menarik.

Ia berharap dengan berbagi seperti ini para seniman bisa saling mengenal dan menyemangati, sehingga berenergi dan terinspirasi untuk terus berkarya dan menginspirasi orang lain pula. Lebih-lebih di masa sulit pandemi COVID-19 ini. “Semoga solo exhibition di IACA ini dapat memberi kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi para seniman dan pada publik pada umumnya,” ujar Yuno, seniman asal Yogyakarta yang menetap di Amerika ini.

Baca juga:  Vakum 17 Tahun, Festival Payangan Kembali Digelar

Dikatakan, IACA adalah satu-satunya platform atau ruang seni kontemporer (online) di Amerika Serikat yang giat mempromosikan karya seni, khususnya seniman-seniman Indonesia. IACA diikuti dan diamati oleh sejumlah pelaku seni profesional Amerika.
(Subrata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *