Ngurah Weda Sahadewa. (BP/Istimewa)

Oleh Ngurah Weda Sahadewa

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami minus pada kuartal kedua 2020. Hal ini menjadikan pemerintah berinisiatif menyelesaikan persoalan ekonomi di tengah pandemi secara lebih serius dan sistematis yang merupakan pekerjaan rumah penting untuk dikerjakan.

Berkenaan dengan itu, penting mengedepankan aspek solusi kritis, sehingga menjadikan bangsa dan negara ini dapat terus berdiri tegak dalam menggapai kesejahteraan bersama. Kesejahteraan rakyat dicapai jika ditunjang oleh filsafat ekonomi yang mengedepankan bahwa kemakmuran dan kesejahteraan tidak dapat dilepaskan oleh peran rakyat secara aktif, ini merupakan filsafat ekonomi yang tidak dapat ditinggalkan.

Pada konteks ini kesejahteraan yang dituju adalah rakyat dalam konteks kenegaraan dan kebangsaan. Oleh karena itu, penting dicermati dengan seksama setiap kebijakan dan kebijaksanaan dalam ekonomi selayaknya mampu menerjemahkan kemampuan rakyat dalam upaya mencapai kesejahteraan.

Sementara negara harus tetap aktif untuk mengembangkan bagaimana distribusi kesejahteraan dapat berkembang dengan optimal. Inilah yang disebut sebagai koagulasi (gumpalan) pemerataan pendapatan yang bertumpu pada peran masing-masing individu secara berkesinambungan, sehingga dapat membentuk roda perekonomian yang terus mengalami perputaran secara wajar dan dapat ditingkatkan ataupun bahkan diturunkan tergantung dari situasi dan kondisi.

Baca juga:  La Nina dan Tata Ruang Bali

Langkah pertama, pemerintah memetakan kemampuan masyarakat ataupun dalam konteks ini rakyat secara menyeluruh kemudian pemerintah dapat memberikan suntikan ekonomi apa pun bentuk dan namanya asalkan mampu memberikan semangat kemajuan dalam kebangkitan ekonomi kembali. Oleh karena itu tidak dapat dihindari peran pemerintah pusat dan daerah secara berkesinambungan dan terus-menerus memberikan semangat terhadap kebangkitan ekonomi, pertama, di tengah persoalan ekonomi, ataupun kedua, penyeimbangan ekonomi di tengah kemajuan yang berlebih.

Tentu yang kedua ini menjadi semangat bagi segenap elemen untuk optimis, sedangkan persoalan ekonomi saat ini sekiranya menjadi pemikiran dan tindakan bagi segenap elemen itu untuk mencapai kondisi yang kedua tersebut. Oleh karenanya, tidak dapat dimungkiri jika peran pemerintah harus disinergikan dengan kemampuan rakyat.

Baca juga:  Bilateral Indonesia dan Zanzibar Perkuat Kerja Sama Ekonomi Hingga Pariwisata

Langkah kedua, memajukan secara wajar kemampuan dalam berteknologi digital di wilayah Indonesia. Hal ini dikarenakan untuk mendukung situasi dan kondisi new normal dalam upaya menjaga kesehatan bangsa dari merebaknya COVID-19, dibarengi dengan membentuk jenis ataupun model pekerjaan baru yang memberikan rakyat dapat beraktivitas dalam situasi dan kondisi sedemikian ini.

Oleh karena itu, tidak patut dalam konteks ini memikirkan jauh ke belakang apabila digital technology merupakan sebuah keharusan dalam banyak lini, namun itulah buah dari percepatan perkembangan teknologi digital yang tak dapat ditahan lagi. Langkah kedua ini perlu ditindaklanjuti dengan pertama, teknologi digital dapat dijadikan pintu masuk percepatan ekonomi dan kebangkitan ekonomi secara rasional dan menyesuaikan dengan kenyataan kehidupan rakyat. Kedua, berbagai persoalan terkait teknologi digital perlu diupayakan secara bergotong royong termasuk berbagai dampaknya.

Langkah ketiga, pertanian menjadi peluang perluasan berbagai aspek ekonomi, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangat rakyat secara keseluruhan. Hal ini karena peran pangan sebagai bagian dari pertanian signifikan dalam kelangsungan hidup. Ekonomi berbasis sektor pertanian salah satu kebijakan yang dapat meneruskan upaya kemandirian.

Baca juga:  BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Langkah keempat, menjadikan sektor manufaktur menjadi poin penting penciptaan lapangan pekerjaan dengan mengutamakan kepentingan rakyat serta didukung oleh kekuatan negara. Hal ini menandakan keberpihakan negara kepada kepentingan rakyat yaitu kepentingan yang relevan untuk kemajuan hidup rakyat itu sendiri dari berbagai segi dan dimensinya.

Langkah kelima adalah menyatukan segenap komponen dalam menghadapi dan menjalani kondisi pandemi Covid-19. Ini merupakan peluang dan tantangan yang ada di depan mata, yaitu menciptakan kekokohan tali kasih semesta ekonomi Indonesia. Adapun caranya adalah percaya atas perkembangan ekonomi kepada generasi sekarang untuk perkembangan ekonomi bagi generasi mendatang. Artinya bahwa semangat ekonomi generasi sekarang harus tetap optimis sebagai modal bagi ekonomi generasi berikutnya.

Penulis, staf Pengajar Fakultas Filsafat UGM

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *