alah seorang pedagang tengah melayani pembeli di Pasar Badung, Denpasar. Pandemi Covid-19 yang dialami selama 6 bulan ini membuat kondisi ekonomi Bali mengalami penurunan. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi di Bali yaitu akomodasi, makan dan minum, pertanian, industri, konstruksi, konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah, mengindikasikan sinyal membaiknya ekonomi Bali pada triwulan III. Namun, hal ini belum bisa membuat Bali keluar dari pertumbuhan minus.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, Senin (21/9) mengatakan, ekonomi Bali masih bergantung pada pariwisata. Kondisi itu dapat dilihat pada Juli, Agustus dan September yang menunjukkan belum pulih.

Baca juga:  Tambahan Kematian COVID-19 di Bali, Puluhan Orang Tak Berkomorbid

Pada Juli belum ada pergerakan wisatawan baik wisatawan domestik maupun maupun wisatawan mancanegara. Adanya kebijakan Gubernur Bali membuka wisata pada 31 Juli, yang berpeluang mendongkrak pergerakan domestik, tidak bertahan lama hanya sampai cuti bersama pada rangkaian 17 Agustus.

“Setelah itu kembali reda, kemudian kekhawatiran terhadap kembalinya penularan COVID-19 ini muncul lagi. Sehingga belum habis Agustus, lonjakan wisatawan domestik pun melandai kembali,” ungkapnya.

Ia pun mengatakan sektor pertanian nampaknya juga tidak bisa diandalkan untuk menutup kelesuan yang dialami pariwisata. Demikian juga industri.

Baca juga:  Dukung BSPI 2025, QRIS CPM Diuji Coba Pertama Kali

Hanya konstruksi yang belakangan menggeliat. “Itupun konstruksi yang merupakan kontrak tahun lalu, yang seharusnya direalisasikan awal tahun. Proyek yang tertunda ini bisa menjadi pelipur lara di triwulan III,” ujarnya.

Sehingga dengan menggunakan sinyal itu, ekonomi Bali masih belum menggembirakan di triwulan III. Memang tidak akan merosot lagi seperti pada triwulan II, tapi secara yoy, perbaikan yang terjadi di triwulan III itu belum cukup untuk mengangkat atau mengembalikan tingkat pertumbuhan ekonomi ke normal.

Baca juga:  Ada 17 Kasus Positif COVID-19 di Klaster Ini, Pemerintah Harus Beri Atensi Khusus

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan indikator pembentuk PDRB diprediksi membaik pada triwulan III. Yaitu kinerja konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik dibandingkan triwulan II.

Sementara realisasi konsumsi pemerintah yang bisa diandalkan di masa pandemi, juga menunjukkan perbaikan kinerja fiskal.  Total realisasi belanja pemerintah di Provinsi Bali sampai Juli 2020 mencapai 45,07 persen dengan nilai Rp 10.054 miliar. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *