SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 rupanya juga berimbas terhadap kunjungan pasien rawat inap non Covid-19 ke RSUD Klungkung. Ini terjadi, karena berkembangnya anggapan bahwa setiap orang yang berobat ke rumah sakit akan didiagnose petugas medis sebagai pasien COVID-19 atau sengaja dicovidkan. Berkembangnya anggapan keliru itu, tak dipungkiri membuat kunjungan pasien rawat inap non covid ke RSUD Klungkung turun hampir 50 persen.
Direktur RSUD Klungkung, dr. Nyoman Kesuma, Selasa (22/9) menegaskan anggapan tersebut tidaklah benar. Sebab, sesuai data kunjungan rawat inap sejak bulan Januari sampai dengan Agustus 2020 di RSUD Klungkung, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat tidaklah lebih dari 13 persen. Dibandingkan dengan seluruh kasus rawat inap setiap bulan di rumah sakit. “Kami tidak mungkin sengaja mengcovidkan pasien,” katanya.
Rumah sakit kelihatan penuh dengan pasien COVID-19 karena memang kapasitas ruang isolasi yang tersedia, jumlahnya terbatas. Mengingat ruang isolasi harus memenuhi standar yang ditentukan dengan alur pasien dan petugas yang terpisah dan tertutup. Ruang isolasi merupakan zona merah yang tidak boleh bercampur dengan zona kuning untuk pasien non covid dan zona hijau untuk manajemen dan pendukung pelayanan. Jadi, semuanya sudah tertata dan terkelola secara profesional.
Jika dicermati, dia mengakui anggapan itu sangat berdampak negatif terhadap rumah sakit. Sebab, sesuai data kunjungan rawat inap pasien non covid RSUD Klungkung tahun 2020, terlihat sekali adanya penurunan dratis kunjungan pasien rawat inap. Sebelum adanya pandemi COVID-19, pada Januari lalu, jumlah kunjungan rawat inap sempat mencapai 946 orang. Jumlahnya mulai menurun memasuki Pebruari menjadi 908 orang, Maret sempat naik jadi 999 orang.
Data April ketika sudah terjadi pandemi, mulai terlihat sekali terjadi penurunan, hingga kunjungan pasien non-covid anjlok menjadi 771 orang. Mei turun lagi menjadi 672 orang, Juni 602 orang, Juli 578 orang dan Agustus 575 orang. “Untuk pasien non-covid memang turun signifikan kunjungan rawat inapnya. Mungkin masyarakat terpengaruh isu akan di ‘covid’kan kalau berobat ke RSUD Klungkung. Tentu ini harus diluruskan, bahwa tidak ada niatan kami seperti itu. Semua proses penanganan pasien di rumah sakit tentu dilakukan dengan profesional,” tegasnya.
Sementara data kunjungan rawat inap pasien COVID-19 justru terus naik, dari saat April hanya 33 orang, Mei menjadi 48 orang, Juni sempat turun tipis menjadi 44 orang, namun naik tajam lagi pada Juli menjadi 73 orang dan turun tipis pada Agustus menjadi 70 orang kunjungan rawat inap.
Mencermati persoalan ini, pihaknya berharap tidak ada kekhawatiran berlebihan seperti itu. Penanganan pasien COVID-19 sudah menggunakan tempat dan alur khusus. Sehingga tidak mungkin dicampuradukkan dengan pasien noncovid. Jadi, untuk pelayanan pasien noncovid, diharapkan tidak perlu ragu-ragu datang ke rumah sakit. Tetaplah terapkan prokes pencegahan COVID-19, agar terhindar dari ancaman virus ini. (Bagiarta/Balipost)