MANGUPURA, BALIPOST.com – Tantangan penyelenggaraan angkutan penyeberangan, khususnya perintis atau penyeberangan untuk angkutan penyeberangan di daerah terpencil, akan makin berat. Sebab, ketersediaan anggaran pemerintah sangat terbatas sehingga belum dapat memenuhi setiap usulan pelayanan yang diajukan oleh pemerintah daerah. Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Drs. Budi Setiyadi, SH, M.Si., Rabu (23/9).
Ia mengatakan tantangan-tantangan tersebut mau tak mau harus dihadapi bersama selaku stakeholders angkutan penyeberangan. “Sebagai langkah awal, kami memohon dukungan para stakeholders, khususnya kepada operator angkutan penyeberangan perintis dan operator pelabuhan penyeberangan untuk mengoptimalkan supply layanan angkutan penyeberangan perintis dan kepada pemerintah daerah untuk mendorong demand layanan angkutan penyeberangan perintis,” kata Budi.
Sementara, Kadis Perhubungan Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta mengatakan, penyeberangan di Bali masih sebatas terminal penyeberangan. Belum ada integrasi yang cukup baik antara terminal penyeberangan, penimbangan, dan cargo. “Memang ini perlu diperhatikan karena tuntutan ke depan tidak hanya sebagai tempat lewat, namun perlu terobosan cukup kreatif untuk meguatkan sistem kita,” katanya.
Samsi menilai dengan hadirnya Tol Probowangi, jumlah penyeberangan akan cukup besar. Dengan demikian, sangat disayangkan kalau penyeberangan hanya digunakan sebagai perlintasan orang.
Untuk itu, perlu langkah bagaimana menciptakan pendapatan lain dan logistic control. “Kami berharap bahwa transportasi perintis tetap dipertahankan untuk menjaga pelayanan penyeberangan, namun juga kita berharap upaya ini tidak selama-lamanya dan mulai berpikir agar sedikit berubah,” harapnya.
Melalui rapat konsolidasi ini, Marwanto Heru Santoso, ST., MT., selaku Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Ditjen Perhubungan Darat berharap apa yang menjadi kendala bisa diperbaiki dan ditingkatkan. Bersama stakeholder terkait, pihaknya berharap adanya masukan yang bisa sebagai acuan untuk perbaikan kedepannya. (Yudi Karnaedi/balipost)