DENPASAR, BALIPOST.com – Dari perspektif kearifan lokal, pandemi COVID-19 merupakan penanda bahwa alam tidak sedang dalam keadaan harmonis atau seimbang. Dalam keyakinan masyarakat Bali, wabah penyakit merupakan bagian dari siklus alam.
Siklus ini bisa datang berulang dalam kurun waktu dasawarsa, abad atau milenium. Demikian disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat memberikan sambutan dalam acara Working Visit and Focus Group Discussion BKSAP DPR RI secara semi daring di Tuban, Badung, Rabu (23/9).
“Munculnya wabah penyakit merupakan penanda adanya ketidakharmonisan atau ketidakseimbangan alam beserta isinya pada tingkatan berbahaya akibat ulah manusia yang tidak terkendali dalam berbagai aspek seperti eksploitasi alam,” ujarnya.
Koster menambahkan, pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak luas dalam berbagai bidang kehidupan. Dampak ini pun dirasakan oleh masyarakat Bali sejak pandemi muncul 7 bulan lalu.
Baik pada aspek kesehatan, sosial maupun ekonomi. Termasuk di dalamnya sektor pariwisata yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Bali. “Dalam menghadapi pandemi COVID-19, dibutuhkan kesabaran yang tinggi dengan terus melakukan berbagai upaya seraya terus memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pandemi COVID-19 segera berlalu, sehingga kehidupan perekonomian bisa bangkit kembali,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)