DENPASAR, BALIPOST.com – Setiap Anggara Kasih Medangsia perhatian umat Hindu di Bali tertuju pada piodalan Pura Uluwatu, Badung. Kali ini puncak piodalan jatuh pada Selasa ( 6/10).
Di tengah pandemi COVID-19, puncak piodalan dan rangkaian dan eed piodalan dilangsungkan sesuai protokol kesehatan. Upacara hanya berlangsung satu hari.
Ida Bhatara katurang masineb saat itu sore harinya. Hal itu diputuskan pada paruman komponen desa adat Pecatu dengan Pengempon Puri Agung Jrokuta, Minggu (27/9).
Pangelingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pengempon Pura Uluwatu, A.A. Ngurah Jaka Pratidnya alias Turah Joko menjelaskan paruman juga memutuskan bahwa peed berjalan kaki mundut Ida Bhatara dari Pura Parerepan Pecatu ke Uluwatu ditiadakan. Diganti dengan ngalungang Ida Bhatara menggunakan kendaraan. Itu pun melibatkan prajuru dalam jumlah terbatas.
Turah Joko menegaskan puncak piodalan tetap berjalan sesuai dresta upakara disanggra oleh pengempon dan pengemong yang disertai dengan upakara guru piduka saat acara penyineban. Setelah Ida Bhatara Pura Parerepan tiba di Pura Uluwatu, dilajutkan ngaturang pujawali dipuput Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dai Griya Sari Denpasar.
Dilanjutkan dengan pangilen meliputi padatengan, pemendakan dan panyamblehan. Pukul 15.00 Wita katurang upakara panyineban dipuput Ida Oedanda Gede Ngurah Telaga dari Griya Tegal Denpasar.
Setelah itu Ida Bhatara Pura Parerepan Pecatu kembali dan dilaksanaan upacara ngalukar dan ngaturang guru bendu piduka. Upacara ini dipuput Ida Pedanda Istri Raka dari Griya Tegal Denpasar.
Terkait dengan kebersihan, dalam paruman juga disepakati dilakunan secara mandiri menjaga kebersihan pura. Sedangkan guna mengantisipasi ganasnya serangan monyet penghuni Alas Kekeran, Pecatu, pengempon sudah menyiapkan petugas dan upakara secara niskala sehingga rangkaian piodalan berjalan dengan nyaman. (Sueca/balipost)