DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala BPD Bali Cabang Utama Denpasar Putu Dharmapatni mengatakan selama pandemi COVID-19 para debiturnya lancar mengembalikan hutangnya. Itu karena sebagian besar mereka adalah aparatur sipil negara (ASN).
Hal tersebut membuat Tunik panggilan akrab Putu Dharmapatni bersama jajarannya relatif tenang. Mereka tidak begitu merasakan dampak pandemi COVID-19 gang terutama berpengaruh besar pada sektor pariwisata di Bali.
Tunik menyampaikan semua itu kepada Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana yang Jumat (25/9) yang sengaja silaturahim ke kantornya. Motivator itu selain silaturahim meniatkan untuk banyak belajar pada Tunik dan jajarannya.
Penulis buku “The Power of Silaturahim: Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi” itu selama lima hari di Bali, Senin sampai Jumat (21-25/9/2020). Di sela-sela jadwalnya yang padat, mengagendakan silaturahim ke Direktur Utama BPD Bali Nyoman Sudharma dan kantor-kantor cabang bank itu untuk menemui para kepala cabangnya.
“Pak Aqua, saya akan menginfokan ke para kepala cabangnya tentang rencana kedatangan bapak. Silakan bapak mampir ke kantor-kantor mereka,” ujar Nyoman saat mereka ketemu pada Selasa (22/9/2020) di kantor pusat BPD Bali di Denpasar.
Meski saat pandemi Covid-19 terjadi penurunan drastis ekonomi di Bali sehingga perbankan terkena dampaknya secara signifikan, namun menurut Tunik, tidak begitu terasa pengaruhnya di cabang yang dipimpinnya.
Itu disebabkan sebagian besar debiturnya (penerima kredit) profesinya ASN. Jumlahnya mencapai 65 persen. Sisanya adalah bisnis produktif yang umumnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Mayoritas debitur kami di sini adalah ASN sehingga potensi menunggak pengembalian kreditnya kecil sekali. Nyaris tidak ada. Sedangkan usaha yg produktif rata-rata UMKM yang jumlahnya sekitar 35 persen. Itu terutama di sektor perdagangan,” jelas Tunik.
Untuk sektor pariwisata yang merasakan langsung dampak pandemi Covid-19 di Bali dan berpengaruh secara drastis pada sektor perbankan, terang ibu tiga anak itu, jumlahnya tidak banyak. Tidak sampai lima persen dari total kredit yang diberikan.
“Paling sekitar dua persen dari total kredit yang kami berikan. Jadi pengaruhnya kecil sekali,” ujar perempuan asal Denpasar itu sambil tersenyum.
Sementara untuk nasabah dana pihak ketiga (DPK) seperti giro, tabungan, dan deposito di BPD Bali Cabang Denpasar, ungkap Tunik, ada sekitar 80 ribu rekening.
Bersama seluruh karyawannya yang berjumlah 173 orang yang bekerja di kantor cabang utama, tujuh kantor cabang pembantu, dan delapan kantor kas, Tunik secara ketat melaksanakan protokol kesehatan. Di antaranya jarak tempat duduk antar karyawan minimal satu meter.
“Silakan Pak Aqua lihat sendiri di kantor ini. Jarak tempat duduknya kan jauh-jauh antara karyawan yang satu dengan yang lainnya. Hal yang sama juga saya lakukan di semua kantor cabang pembantu dan kantor kas,” terang Tunik yang sudah sekitar dua tahun menjabat Kepala Kantor BPD Bali Cabang Utama Denpasar.
Karena yakin para karyawannya konsisten melaksanakan protokol kesehatan secara ketat dan Tunik terus-menerus mengawasinya sehingga tidak melakukan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home. Selama pandemi COVID-19 ini perempuan yang sudah sekitar 25 tahun bekerja di BPD Bali itu intens menyemangati seluruh jajarannya untuk giat bekerja dan mengoptimalkan potensi diri mereka masing-masing. Dengan begitu diharapkan kinerja mereka optimal.
Selain itu Tunik selalu memesankan ke semua jajaran agar selalu bahagia dan gembira sebagai upaya menjaga imunitas tubuh. Dia menunjukkan sendiri ke mereka tentang hal itu sebagai wujud keteladanannya sebagai pimpinan tertinggi di bank itu. (kmb/balipost)