Ilustrasi. (BP/dok)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Penurunan debit air pada kemarau tahun 2020 ini mulai menimbulkan gangguan layanan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Hita Buleleng. Dari belasan sumber mata air yang dikelola saat ini, rata-rata mengalami penurunan debit air belasan persen.

Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Hita Buleleng Made Lestariana dihubungi Rabu (30/9) mengakui penurunan debit air akibat siklus tahunan. Dia mengatakan, penurunan debit air mulai terpantau sekitar awal Agustus.

Dari pemantauan di lokasi sumber mata air, baik sumur dangkal dan mata air baku yang sekarang dikelola mengalami penurunan debit. Penurunan debit pada pemantauan di awal itu masih tergolong kecil. Namun menginjak September, persentase penurunan debit semakin meningkat.

Baca juga:  Bendungan dan Embung Mulai Mengering

Ia mengungkapkan saat ini rata-rata tercatat penurunan debit air pada sumber mata air yang dikelola Perumda Tirta Hita Buleleng ssebesar 17 persen. Persentase ini dipastikan akan bertambah pada bulan ini.

Selain mencatat penurunan debit, Lestariana menyebut dari belasan sumber mata air yang dikelola itu, ada satu sumber mata air yang sekarang sudah kering. Sumber mata air ini ada di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada yang merupakan sumur dangkal. “Hasil pantauan kami semua sumber mata air kita debitnya turun, dengan persentase bervariasi, dan sumur dangkal di Pancasari sudah tidak berair, karena kemarau tahun ini,” katanya.

Baca juga:  Antisipasi COVID-19, Sekolah di Buleleng Diliburkan

Menyusul penurunan debit, otomatis menimbulkan gangguan pelayanan air bersih, baik daerah layanan di Kota Singaraja dan beberapa layanan di perdesaan. Meskipun terjadi gangguan pelayanan, namun kondisi itu terjadi ketika pada masa-masa beban puncak, yaitu pagi dan sore hari.

Khusus daerah layanan di Kota Singaraja, daerah yang mengalami gangguan layanan air minum pada beban puncak terjadi daerah dengan topografi tinggi. Ini seperti di Lingkungan Sangket, Bantang Banua, Bakung, Kelurahan Liligundi, Beratan, Banjar Tegal, Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, Banyuning, dan beberapa daerah lain di Kota Singaraja.

Baca juga:  Dewan Usulkan, Penunggak PHR Dituntut Secara Hukum

“Gangguan pelayanan sudah terjadi, namun pada beban puncak saja dan dari pemetaana kami ada beberapa zona yang mengalami gangguan itu terutama yang ada di ketinggian dan karena distribusi air kita pake gravitasi. Daerah ketinggian ini potensi mengalami gangguan pada beban puncak itu,” katanya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *