SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 membuat jajaran TNI harus terlibat dalam berbagai upaya. Tidak hanya sosialisasi dan edukasi, tetapi juga upaya untuk memberikan kesembuhan bagi pasien yang sudah terpapar COVID-19.
Salah satu caranya, dengan menggagas donor plasma darah dari para pasien COVID-19 yang sudah diberikan kesembuhan (konvalesen). Kodim 1610/Klungkung menggelar donor plasma darah ini, Kamis (1/10) yang dipusatkan di Makodim 1610/Klungkung.
Jajaran TNI terus ikut bergerak untuk menekan penyebaran COVID-19, yang belakangan sudah semakin parah di Bali. Upaya ini juga serangkaian HUT TNI ke-75. Kadis Kesehatan Klungkung dr. Ni Made Adi Swapatni, yang hadir dalam kesempatan ini, menyatakan donor plasma merupakan salah satu terapi antibodi kepada pasien COVID-19.
Cara ini dianggap cukup efektif dalam menekan angka kematian akibat ancaman virus corona ini. Karena konvalesen menjadi salah satu upaya terapi antibodi untuk pasien COVID-19, sehingga memperbesar peluang untuk sembuh. Hasil donor plasma ini nantinya akan diteruskan kepada pasien COVID-19 yang masih dirawat.
Wabup Klungkung I Made Kasta, juga nampak ikut memantau pelaksanaan donor plasma darah ini. Pihaknya menyambut positif kegiatan yang dilaksanakan pihak Kodam IX Udayana, yang dipusatkan di Makodim 1610/Klungkung.
Wabup juga menyarankan agar kegiatan ini dapat dilanjutkan, sehingga perlu disosialisasikan lebih lanjut. Sehingga, pendonor antusias dan tidak ada kekhawatiran saat mengikutinya. “Semoga ini mampu menekan angka kematian pasien COVID-19. Karena presentase kesembuhan menjadi lebih besar,” kata Wabup Kasta.
Donor plasma darah dari pasien COVID-19 yang sudah sembuh ini, melibatkan 23 pendonor dari 26 orang yang telah melewati screening. Para pendonor ini berasal dari tiga satuan Kodim yang ada di Bali Timur, antara lain Kabupaten Klungkung 13 orang, Kabupaten Bangli 8 orang dan Kabupaten Karangasem 5 orang.
Komandan Kodim 1610/Klungkung Letkol Czi Paulus Joni Simbolon, mengatakan untuk menemukan mereka dan meyakinkan agar mau mengikuti donor plasma darah, TNI mengerahkan Babinsa yang bergerak di desa desa.
Kemudian mengumpulkan data para pasien COVID-19 yang sudah sembuh setelah berjuang melawan COVID-19. “Kami harus kerja keras turun ke desa-desa mengumpulkan pendonor plasma darah ini. Sebab, untuk bisa diambil plasma darahnya selain harus memenuhi banyak kreteria, ada juga beberapa pendonor merasa khawatir,” katanya.
Saat proses ini, pihaknya mengakui memang ada beberapa kendala untuk memenuhi persyaratan sebagai pendonor. Seperti rentan umur 17 tahun sampai 60 tahun. Sementara kalau pendonornya perempuan, tentu yang
belum melahirkan dan tidak pernah melakukan transfusi darah.
Perwira menengah ini menegaskan, ketika ada kekhawatiran dari pendonor saat didekati, maka anggota TNI harus menjelaskan tujuan besar dan manfaatnya bagi orang lain, sekaligus mensosialisasikan tentang donor plasma, untuk meyakinkan mereka.
“Harus diketahui bahwa setitik plasma darah dari pendonor konvalesen, sangat berguna untuk orang lain. Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat Bali (pasien Covid-19) bisa terselamatkan dari ancaman virus mematikan ini,” tutup Joni Simbolon. (Bagiarta/balipost)