BANGLI, BALIPOST.com – Pemkab Bangli berkeinginan mendapatkan imbal jasa dari kabupaten lain atas pemanfaatan air bersih yang sumbernya ada di Bangli. Sebagai langkah awal, segera dibuat kajian akademis tentang imbal jasa pemanfaatan air di sisa waktu tahun ini.
Untuk pembuatan kajian akademis itu, Pemkab sudah menyiapkan anggaran ratusan juta pada APBD Perubahan 2020. Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah (BKPAD) Kabupaten Bangli Ketut Riang mengatakan, pembuatan kajian akademis akan dilakukan bekerjasama dengan pihak ketiga yakni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.
Nantinya hasil kajian itu akan dijadikan dasar oleh Pemkab Bangli untuk mengusulkan kontribusi atas pemanfaatan air ke Kabupaten lain. “Hasil kajian itu akan disampaikan ke kabupaten lain yang memanfaatkan air dari Bangli,” kata Riang, Kamis (1/10).
Disebutkannya, beberapa kabupaten yang selama ini memanfaatkan air bersih dari Bangli yakni Buleleng, Klungkung, Gianyar, Badung, termasuk Kota Denpasar. Kata Riang, diupayakan pembuatan kajian akademis itu selesai akhir tahun ini.
Sehingga tahun depan Bangli sudah punya dasar untuk meminta kontribusi ke kabupaten lain. Sebagaimana yang diketahui, keinginan Pemkab Bangli mengejar PAD dari sumber daya air sudah mencuat sejak tahun 2019 lalu.
Pemkab Bangli sudah melakukan pendataan terhadap sumber-sumber air yang dimanfaatkan beberapa kabupaten tetangga. Bahkan Bupati Bangli I Made Gianyar bersama beberapa OPD terkait sempat turun langsung ke tukad (sungai) untuk mengecek sumber mata air yang selama ini dimanfaatkan kabupaten tetangga.
Tak hanya itu, Pemkab juga sudah melakukan studi banding ke daerah lain. Made Gianyar dalam beberapa kali kesempatan mengungkapkan bahwa sudah seharusnya disadari bersama bahwa Bangli cukup berjasa bagi kabupaten lain dalam hal menjaga ketersediaan air.
Air yang bersumber dari Bangli banyak dimanfaatkan untuk keperluan komersil oleh kabupaten lain. “Air memang milik Tuhan. Kebetulan air diciptakan di Kintamani dan wilayah Bangli. Air dari Bangli selama ini banyak dimanfaatkan oleh kabupaten lain contohnya untuk rafting. Tapi di sana terima dolar, tidak pernah mikirin Bangli,” katanya beberapa waktu lalu. (Dayu Swasrina/balipost)