Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Melonjaknya kasus COVIDhir-akhir ini menimbulkan kecemasan berlebih di masyarakat. Sejak new normal, banyak masyarakat yang lengah dan menyepelekan protokol kesehatan, sehingga kasus bertambah.

Akibat kurangnya kedispilinan menjalankan protokol kesehatan (prokes). Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, penanggulangan pandemi COVID-19 adalah tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, instansi swasta, TNI–Polri dan pihak lainnya.

Bukan hanya aturan yang ditegakkan tapi kedisplinan dalam menerapkan aturan yang harus dioptimalkan. “Prokes perlu dilipatgandakan pengoptimalannya dalam menghadapi new normal. Dalam hal ini, banyak yang lengah dan menganggap situasi benar-benar sudah normal tanpa adanya kekhawatiran akan adanya virus. Itu merupakan tindakan ceroboh yang menyebabkan situasi menjadi seperti sekarang,” ujar Ida Panglingsir saat wawancara khusus Bali Post Talk serangkaian HUT ke-72 Bali Post, Gerakan Satu Juta Krama Bali Mewujudkan Bali Era Baru, belum lama ini.

Baca juga:  Prokes Jadi Perhatian Serius dalam PKB

Peran desa adat yang dianggap berkaitan dekat dengan masyarakat, memiliki peran penting dalam mengawasi penerapan prokes di masing–masing desa. Hal lain yang diupayakan adalah adanya satgas gotong royong yang diajak bekerja sama.

Majelis kesehatan dan Parisada Hindu Dharma Indonesia juga sudah mengeluarkan surat edaran terkait pembatasan upacara panca yadnya, yang kemudian ditindaklanjuti oleh pelaku–pelaku agama di Bali. “Upacara agama sudah dibatasi, keramaian–keramaian dalam bentuk apapun juga sudah dibatasi. Intinya sekarang adalah ketaatan dan kedisplinan kita semua dalam menerapkan protokol kesehatan. Itu adalah hal utama, jangan dianggap remeh. Virus ini tidak akan lenyap sebelum adanya vaksin yang ditemukan. Jadi, masyarakat perlu khawatir mengenai hal ini. Dengan adanya kekhawatiran, akan timbul rasa ingin melindungi diri dan usaha terkait kesehatan dan keselamatan,” ujarnya.

Baca juga:  Tata Ruang Bali Dieksploitasi Kebablasan, Saatnya Moratorium Fasilitas Pariwisata

Dengan membuka kembali Bali untuk wisatawan domestik dan nantinya akan dibuka untuk wisatawan mancanegara, banyak hal terkait kesehatan dan kesiapan yang perlu dilakukan. Sikap antisipasi dipertegas, sinergi seluruh pihak disatupadukan untuk menjaga satu sama lain. “Mari kita menyadari bersama bahwa pandemi COVID–19 ini memang serius keberadaannya. Pikirannya harus tetap tenang tapi selalu waspada. Kunci utamanya adalah kekompakan dan kerja sama dalam menghadapi virus ini. Jadikan kedisplinan sebagai senjata untuk melawannya. Dan semoga cepat pulih kondisinya, sehingga seluruh masyarakat dapat beraktivitas seperti sedia kala,” tutupnya. (Gita/balipost)

Baca juga:  Disiplin Prokes Mulai Kendor, Ini Hasil Sidak Tim Gabungan di Denpasar Utara
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *