Aktivitas pengangkutan peti kemas di Pelabuhan Benoa. (BP/dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Neraca perdagangan Bali Agustus 2020 surplus USD 30,28 juta, karena ekspor Bali lebih besar dari impor. Ekspor Bali pada Agustus 2020 yaitu USD 33,81 juta dan impor Bali yaitu USD 3,53 juta.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, Kamis (1/10) mengatakan, ekspor Bali pada Agustus 2020 berada pada angka USD 33,81 juta. Angka ini menurun 0,55 persen secara mtm.

Sementara jika dibandingkan dengan ekspor Agustus 2019 ketika Bali belum merasakan tekanan pandemi,  penurunannya besar 27,19 persen (yoy). Ekspor USD 33,81 juta jika diurai menurut negaranya, lima negara tujuan ekspor terbesar yaitu Amerika Serikat, Jepang, Australia,  Tiongkok dan Taiwan.

Amerika Serikat adalah negara tujuan ekspor Bali terbesar pada Agustus sebesar USD 10,5 juta. Sekalipun pada bulan itu ekspor ke Amerika dari Bali mengalami penurunan 13,25 persen.

Baca juga:  Tak Hadiri Pemanggilan Pertama, Kejati Layangkan Pemanggilan Kedua ke Rektor Unud

Tujuan ekspor terbesar kedua dari Bali adalah ke Jepang dengan nilai USD 2,9 juta. Angka ini mengindikasikan adanya peningkatan 36,61 persen dibandingkan ekspor Bali ke Jepang bulan sebelumnya.

Pada posisi ketiga adalah Australia dengan nilai USD 2,6 juta. Angka ini juga mengindikasikan peningkatan 3,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Tujuan terbesar keempat adalah ke Tiongkok sebesar USD 2,32 juta, menunjukkam peningkatan sebesar 41,79 persen. Peningkatan yang cukup kuat dibandingkan ekspor Bali bulan sebelumnya ke Tiongkok, dan pada posisi kelima terbesar ekspor Bali adalah ke Taiwan sebesar USD 1,83 juta, meningkat 55,24 persen.

Adanya gambaran nilai yang menurun pada dominasi Amerika dan meningkatnya pada empat besar lainnya menyiratkan kemungkinan adanya konsolidasi. “Pada tekanan masa pandemi COVID-19 ini, kemungkinan ada konsolidasi ulang tentang pembagian mitra dagang Bali ke luar negeri, yang dari Amerika mungkin mulai dikurangi dan yang ke wilayah lain dikembangkan,” jelas Adi.

Baca juga:  Jelang Galungan, Harga Bunga Naik Signifikan

Jika diurai menurut komoditasnya, lima besar komoditas ekspor Bali pada Agustus 2020 adalah ikan dan udang sebesar USD 10,22 juta, menurun 4,98 persen. “Sekalipun ikan dan udang adalah komoditas terbesar pada Agustus 2020, sesungguhnya ekspor ikan dan udang sedang mengalami penurunan 4,98 persen,” ungkapnya.

Pada posisi kedua adalah perhiasan atau permata nilai USD 3,96 juta. Angka ini menyiratkan pertumbuhan yang cukup kuat 33,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya.  Pada posisi ketiga ada komoditas kayu, barang dari kayu dengan nilai USD 2,5 juta, meningkat 3,25 persen.

Pakaian jadi bukan rajutan pada posisi keempat dengan nilai USD 2,3 juta. Meskipun pada Agustus ekspor ini mengalami penurunan cukup kuat 30,46 persen.

Baca juga:  Jumlah Gigitan Anjing Rabies di Karangasem Capai 28 Kasus

Posisi kelima adalah perabot penerangan rumah tangga dengan nilai USD 2,06 juta, meskipun menempati posisi kelima tapi pada bulan itu ekspor Bali pada komoditas ini sedang mengalami penurunan 5,57 persen.

Sementara, impor Bali pada Agustus 2020 tercatat USD 3,53 juta. Angka ini menyiratkan penurunan 22,16 persen (mtm).

Jika impor Bali dibandingkan Agustus 2019, penurunannya lebih dalam yaitu 85,47 persen. Jika diurai menurut negara asal impor, maka lima terbesar negara asal impor Bali adalah AS, Australia, Tiongkok, Taiwan dan Singapura.

AS negara asal impor Bali yang paling besar Agustus dengan nilai USD 1,16 juta. Jika diurai menurut komoditasnya, lima besar impor Bali Agustus berupa produk mesin dan perlengkapan mekanik, mesin dan peralatan listrik, barang dari kulit, perhiasan permata, dan perangkat optik. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *