Atlet PON Bali, M. Akbar Siddik (kanan). (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Istilah entry by number dan entry by name dikenal pada pelaksanaan PON sebelumnya. Akan tetapi, pada pelaksanaan PON di Papua 2021, tak lagi pakai istilah entry by number yang berisi cabor, kelas dan nomor bagi atlet provinsi yang lolos PON.

Sedangkan, entry by name tertera nama atlet yang pasti dikirim dan bertanding, berikut nama atlet yang dikirim KONI provinsi ke PB PON. Hal itu disampaikan Binpres KONI Bali, Nyoman Yamadhiputra, di Sekretariat KONI Bali, Denpasar, Senin (5/10).

Dikatakannya, PON sebelumnya bisa saja PSSI Bali meloloskan cabor sepak bola, namun belum terisi daftar nama yang resmi berlaga ke PON. Selanjutnya, entry by name barulah memastikan daftar nama pesepak bola yang resmi membela provinsi di PON. “Untuk pelaksanaan PON di Bumi Cendrawasih ini, hanya diisi istilah long list atau daftar panjang,” terang Yamadhiputra.

Baca juga:  Rakernas IA ITB 2019 di Bali Usung Tema Nangun Sat Kerthi Loka Nusantara 

Dijelaskannya, long list ini berisi Kontingen Bali meloloskan 28 cabor, dari total 37 cabor yang dipertandingkan. Sementara, Bali meloloskan 261 atlet. “Long list ini berisi data lengkap mengenai atlet yang lolos berikut cabor, termasuk kelas dan nomor yang diikuti atlet Bali,” ujarnya.

Ia menambahkan, jika kelak dalam perkembangannya menjelang keberangkatan PON, maka kondisi atlet kurang memenuhi syarat untuk bertanding, atau jika dipaksakan turun tidak berpeluang memperoleh medali, maka atlet bersangkutan siap dicoret. “Jadi, seandainya Bali meloloskan 261 atlet, namun karena keterbatasan dana kuotanya dikurangi menjadi 225 atlet. Berdasarkan data inilah KONI Bali mengirimkan daftar nama atlet yang tidak terjun ke PON, dan PB PON tinggal mencoret atlet yang tidak dikirim, berikut cabor dan nomor serta kelasnya,” papar Yamadhiputra.

Baca juga:  Tes Fisik Atlet PON 29 Mei

Kontingen Bali sendiri tidak meloloskan sembilan cabor, seperti sepak bola dan futsal, berkuda, hoki, sepatu roda, dayung, gulat, bola tangan dan anggar. Sementara, 10 cabor juga terancam dicoret. Padahal, Bali sangat berkepentingan agar kesepuluh cabor yang dicoret kembali dipertandingkan secara resmi pada PON Papua.

Alasannya, kata Yamadhiputra, Bali sangat berkepentingan dari cabor yang dicoret. Bahkan, cabor seperti dansa, golf, woodball dan gateball, justru merupakan tambang medali bagi kontingen asal Pulau Seribu Pura ini. “Kami mengalkulasi, jika 10 cabor tidak dipertandingkan maka otomatis Bali kehilangan 8 keping medali emas,” sebut Yamadhiputra.

Baca juga:  Dukung Atlet Berlaga di PON, KONI Setujui Peralatan yang Diusulkan Cabor

Menurut dia, selama ini para atlet yang lolos PON tetap getol berlatih, pada program Pelatda PON Bali. Para pelatih bersama atlet juga wajib menyetor program latihan berupa video dan foto yang dikirimkan ke KONI Bali.

Yamadhiputra juga sempat berkunjung ke Jayapura, guna menyaksikan venue Stadion Papua Bangkit yang dipakai untuk cabor sepak bola, termasuk pembukaan dan penutupan PON, GOR Cendrawasih yang dipakai venue wushu serta venue cricket. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *