DENPASAR, BALIPOST.com – Generasi muda sebagai penerus bangsa, dituntut memiliki tingkat kreativitas dan mampu menyalurkan aspirasinya dalam sebuah forum diskusi. Diimbangi pula dengan spirit keagamaan yang mampu menyatukan generasi penerus dari seluruh nusantara.
Dengan dibangunnya sebuah rumah yang memiliki konsep serupa, merupakan bentuk keseriusan dalam membina generasi muda sesuai harapan. Founder Rumah Kebangsaan dan Pasraman Satyam Eva Jayanthi I Ketut Udi Prayudi menyebutkan visi pendirian rumah kreatif ini untuk meningkatkan spirit anak muda dan mempererat tali persaudaraan anak bangsa.
Bukan hanya generasi muda Hindu, melainkan juga generasi lintas agama. ‘’Karena mengusung konsep kebangsaan dan kebhinekaan, ciri khas yang dibuat adalah dengan membangun fondasinya dari batu-batu seluruh nusantara. Seperti batu bacan, sojol, siklop dan lain sebagainya. Fondasinya berasal dari batu–batu seluruh nusantara.
Ini akan menjadi cerita bahwa banyak peran yang terlibat dalam pembangunan ini. Cat bangunannya pun berwarna merah putih yang mencirikan semangat nasionalisme,’’ ujar Prayudi saat wawancara khusus Bali Post Talk serangkaian HUT ke-72 Bali Post, Gerakan Satu Juta Umat Krama Bali Mewujudkan Bali Era Baru, belum lama ini.
Pembangunan yang dimulai dari tahun 2018, idenya terbentuk dari 2010. Terdapat 5 konsep bangunan, selain bangunan serbaguna. Nanti akan ada bangunan yang bernama Holy Wall yang akan dipenuhi tentang kemanusiaan, persaudaraan dan cinta kasih dari seluruh dunia. Selanjutnya akan dibangun Padma Candi Nusantara, dengan mengusung konsep unsur tradisional Bali. Termasuk juga asrama putra dan putri yang digunakan untuk melakukan pelatihan dan pendidikan bagi generasi muda dari seluruh nusantara.
Rencananya sudah sangat matang dan ditargetkan untuk resmi beroperasi pada 17 Agustus lalu. Tetapi, karena adanya pandemi Covid–19, semua menjadi diundur dulu. Dengan konsep yang benar-benar menarik dan tujuan yang mulia, banyak pihak yang bersemangat untuk melakukan pembangunan gedung tersebut. Tercatat sebelumnya terdapat 5,3 miliar komitmen bantuan dalam proses pembuatannya. Kembali lagi, yang harus diutamakan saat ini adalah kepentingan masyrakat yang terganggu perekonomiannya akibat pandemi.
‘’Agar tidak mengecewakan banyak pihak yang mendukung, pembangunan ini diusahakan tidak pernah berhenti. Sampai sekarang tetap dilaksanakan pembangunan dengan kapasitas yang tersedia. Saya ingin rumah kebangsaan dan kebinekaan ini menjadi contoh generasi muda ke depannya agar bisa berkreativitas dan berinteraksi dengan pemuda dari mana saja, itu sebagai bentuk spirit bersama,’’ tutupnya. (Gita/balipost)