Ilustrasi. (BP/Dokumen)

TABANAN, BALIPOST.com – Hanya berselang sehari, Satgas Penanganan COVID-19 Tabanan kembali merilis tambahan kasus pasien positif meninggal. Jumlahnya sebanyak dua orang.

Tak hanya itu, tambahan kasus baru juga kembali melonjak sebanyak tiga belas orang. Empat orang diantaranya tenaga kesehatan.

Dengan tambahan tersebut, jumlah kasus COVID-19 di Tabanan, per Selasa (6/10) mencapai 648 kasus. Sebanyak 28 orang diantaranya meninggal.

Koordinator Bidang Komunikasi Publik, Putu Dian Setiawan mengatakan dari data yang dihimpunnya, selama ini sebagian besar pasien meninggal dunia karena ada penyakit penyerta (komorbid) dan sudah lanjut usia. Dengan kata lain, pasien yang sudah ada penyakit penyerta lebih dominan meninggal dibanding pasien murni positif COVID-19.

Baca juga:  Dandim Pantau Kedatangan Puluhan Naker Migran Asal Tabanan

Penyakit penyerta yang paling banyak diderita pasien terkonfirmasi positif selama ini, lanjut kata Dian, seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, serta penyakit jantung. Seperti kasus yang dilaporkan kali ini, kedua pasien berusia 57 tahun asal Kecamatan Kediri memiliki penyakit penyerta seperti diabetes mellitus (DM).

Salah satunya DM tipe 2 atau kondisi dimana kadar gula dalam darah melebihi nilai normal serta gagal ginjal. “Jadi, pasien yang meninggal ataupun yang sakit dengan COVID-19 kebanyakan dengan komorbid. Selain diabetes, ada darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung,” ujarnya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 di Tabanan Dominan Tanpa Gejala

Kepala Diskominfo Tabanan inipun menerangkan, jika dilihat dari sisi usia, pasien meninggal selama ini memang karena komorbid dan diperparah akibat virus corona, rata-rata berusia lanjut. Jadi memang sangat disarankan bagi mereka ini untuk mengurangi aktivitas kegiatan di luar rumah.

Begitupun mereka yang sudah memiliki penyakit bawaan lainnya. Penyakit penyerta ini dapat memperburuk kondisi pasien, jika komorbid tidak terkontrol dengan baik.

Baca juga:  Di Tabanan, Uji Spesimen PCR Mulai Turun

“Karena itu kami berharap masyarakat memberi dukungan kepada petugas medis dengan cara melakukan langkah-langkah pencegahan seperti yang dianjurkan pemerintah,” sarannya.

Untuk mencegah dan menghindari penularan COVID-19, tentunya hanya bisa dilakukan jika orang tersebut mau benar-benar disiplin. Caranya rajin mencuci tangan, pakai masker, jaga jarak, serta tidak menyentuh area wajah sebelum mencuci tangan. “Untuk mencegahnya kita harus benar-benar disiplin. Bagi yang rentan atau punya penyakit, maka dia juga harus mengurangi paparan seperti tidak keluar rumah jika tidak penting,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *