GIANYAR, BALIPOST.com – Hotel tempat karantina bagi orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 banyak dikeluhkan karena adanya penampakan mahluk gaib alias hantu. Kondisi ini diduga terjadi karena belum pernah dilakukan upacara penetralisir, pada hotel yang berlokasi di seputaran Desa Mas, Kecamatan Ubud itu.
Pemda Gianyar pun berupaya melakukan netralisir dengan mendatangkan jro mangku. Digelar upacara menetralisir kekuatan gaib di hotel tersebut pada Selasa (6/10).
Sekda Gianyar, Made Gde Wisnu Wijaya dikonfirmasi Rabu (7/10) membenarkan pihaknya mendatangkan seorang pemangku ke hotel tersebut. Karena ada keluhan penampakan mahluk astral. “Kita membawa pemangku ke sana untuk minta izin karena menggunakan tempat itu,” katanya.
Wisnu Wijaya menegaskan upaya ini dilakukan bukan untuk mengusir hantu, melainkan untuk menetralisir aura negatif yang ada di sana. “Bagaimanapun, apalagi berkaitan dengan orang sakit, kita mesti menetralisir kekuatan negatif yang ada di sana supaya yang menempati nantinya nyaman dan cepat sembuh. Tidak ada mengusir hantu,” jelasnya.
Wisnu mengatakan, saat ini hotel tersebut telah dihuni sejumlah OTG. “Sudah ada yang dikarantina di sana. Tapi untuk rinciannya, per hari ini saya belum dapat laporan,” ujarnya.
Diketahui hotel tersebut baru digunakan pemerintah belum genap sepekan. Setiap hari ada 13 petugas dari unsur Satpol PP dan kepolisian yang berjaga.
Dari total petugas jaga itu, mereka dibagi menjadi tiga shift, pagi, sore dan malam. Diketahui hotel berhantu tersebut diduga saat beroperasi tidak pernah dilakukan upacara untuk menetralisir kekuatan gaib.
Sehingga tempat itu menjadi angker, karena banyak yang melihat berbagai penampakan. Terlebih lagi hotel itu dikelilingi pepohonan besar dan dekat dengan beji atau pemandian suci.
Kondisi semakin mencekam, karena sebagian ruangan tidak terpakai atau kosong, seperti lobi, dan ruangan lainnya. Hanya kamar hotel yang digunakan untuk isolasi pasien OTG. (Manik Astajaya/balipost)