Tembok rutan bangli yang roboh kini ditutupi sementara dengan pagar darurat dari besi dan seng. (BP/ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Tembok pagar pengaman Rutan Kelas II B Bangli sepanjang 42 meter roboh akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Bangli, Sabtu (10/10) pagi. Pasca kejadian itu, pihak rutan kini telah menutup sementara tembok yang roboh dengan pagar darurat dari besi dan seng.

Kepala Rutan Kelas II B Bangli Made Suwendra Minggu (11/10) mengakui dari aspek keamanan, pagar darurat yang dipasang memang kurang aman. Karenanya pihaknya menyiagakan sejumlah petugasnya untuk berjaga di lokasi tembok roboh.

Pihaknya juga meningkatkan kontrol. “Jadi di sana kami jadikan skala prioritas pengamanan, super maksimum security,” ujarnya.

Untuk menjaga keamanan, pihak rutan juga dibantu personil dari Kodim Bangli.Nlangkah antisipatif lainnya yang juga dilakukan yakni membatasi aktifitas penghuni rutan di luar kamar.

Baca juga:  Jadi "Showcase" di KTT G20 2022, Hutan Mangrove Bali Bersolek

Sebagaimana yang disampaikan Suwendra, para penghuni lebih banyak diarahkan menempati blok masing-masing. Para penghuni hanya diberi waktu keluar kamar 1-2 jam. Setelahnya masuk ke kamar lagi.

Saat siang menjelang sore, mereka kembali diberikan waktu keluar kamar untuk mencari angin, persiapan mandi dan menerima jatah makan sore. “Setelah itu sore jam 5 mereka masuk lagi ke kamar masing-masing untuk beristirahat sampai besok pagi,” jelasnya.

Hal ini akan dilakukan sampai dilakukannya pembangunan kembali tembok yang roboh. Diungkapkannya, pada Minggu (11/10) pihaknya kedatangan tim dari Dirjen Pemasyarakatan.

Di rutan, tim meninjau dan melihat langsung kondisi bencana yang terjadi. Direncanakan tembok pagar pengaman yang roboh akan dibangun kembali. Sekaligus akan dilakukan penataan drainase saluran air yang ada di dalam rutan.

Baca juga:  Gubernur Koster Terima Piagam Penghargaan Opini WTP Dari Kementerian Keuangan RI

Dikatakan Suwendra, saluran air yang ada selama ini agak kurang bagus dan berliku-liku sehingga menyebabkan arus pembuangan air hujan ke luar terhambat. “Selain itu, mungkin nanti juga akan dilakukan penataan di luar tembok untuk memperkuat struktur bangunan,” terangnya.

Diupayakan kegiatan pembangunan kembali tembok pagar pengaman bisa terealisasi tahun ini. Tim masih akan mengecek ketersediaan anggaran yang ada. “Kami diminta untuk menyiapkan penyusunan rancangan anggaran belanja dan rencana kerja pembangunan tembok ini. Mudah-mudahan pelaksanaan pembangunannya bisa tahun ini,” imbuhnya.

Sebagaimana yang diketahui, selain mengakibatkan tembok rutan roboh, hujan deras yang mengguyur Bangli Sabtu (10/10) juga menyebakan bencana longsor. Sesuai informasi, longsor terjadi di tikungan Desa Jehem.

Baca juga:  Korupsi PDAM, Inspektorat Sebut Kerugian Negara dari Selisih Kwitansi

Material longsor menutupi badan jalan hingga membuat arus lalu lintas terganggu. Selain di Jehem longsor juga terjadi di Desa Bangbang dan di perbatasan Banjar Tegalalang Kelurahan Kawan dengan Banjar Tambahan, Desa Jehem.

Di Kecamatan Bangli bencana tanah longsor terjadi di Kelurahan Cempaga tepatnya di bawah bukit pekuwon sebelah timur Pura Kehen. Di Kecamatan Susut bencana serupa juga terjadi di wilayah Manuk, Desa Susut.

Selain longsor, hujan deras juga menyebabkan obyek wisata religius Tirta Sudamala di Kelurahan Bebalang diterjang air bah. Sebagaimana yang disampaikan Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi kejadian itu mengakibatkan kerusakan pada bangunan ruang ganti, balai pawedan dan balai pesandekan. Kerugian ditaksir mencapai Rp 100 juta. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *