SINGARAJA, BALIPOST.com – Buleleng dikenal sebagai satu daerah yang memiliki garis pantai terpanjang di Pulau Bali. Ini membuat Buleleng kaya akan potensi bidang bahari terutama alam biota bawah laut (terumbu karang).
Menyusul kondisi itu, Pemerintah Pusat memilih Buleleng sebagai lokasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) melalui Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya. Penetapan ICRG di Buleleng melalui rapat koordinasi PEN yang digelar secara virtual belum lama ini.
Buleleng terpilih bersama 4 daerah lainnya di Bali seperti Pantai Sanur, Nusa Dua, Pandawa, dan Pantai Serangan. Program ICRG ini merupakan rintisan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Pemerintah Provinsi Bali. Program ini sudah tahap sosialsiasi sebelum nantinya mulai direalsiasikan dalam waktu dekat ini.
Mengawali persiapan itu, Debuti Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Dr. Ir. Safri Burhanuddin, meninjau langsung persiapan ICRG di Buleleng, Senin (12/10). Safri Burhanuddin mengatakan, ICRG adalah program ini untuk pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak langsung akibat pandemi Virus Corona (COVID-19). Khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan pariwisata bahari.
Buleleng sudah terkenal memiliki potensi wisata bahaari yang besar terutama konservasi terumbu karang. Kondisi itu menajdi pertimbangan utama, sehingga ICRG digulirkan di gumi Den Bukit. Dengan program ini, pemeirntah berharap konservasi dan pengelolaan terumbu karang menjadi lebih baik. “Jangan sampai kita buat konservasi tapi dirusak oleh masyarakat, sehingga ICRG ini program menyeluruh mulai dari pemeliharaan, pengawasan, dan pengelolaan sebagai wisata bahari yang memberi manfaat bagi semua komponen masyarakat di sini,” katanya.
Rencananya, ICRG resmi diluncurkan pada 17 Oktober. Total dana yang telah dialokasikan untuk membiayai program ICRG ini sekitar Rp 111 miliar.
Dari jumlah itu untuk Buleleng mendapat kucuran dana dengan nilai sekitar Rp 10 sampai Rp 20 miliar. Tercatat ada 5 lokasi yang melibatkan masyarakat sekitar 1.300 sampai 1.500 orang.
Nantinya, program ini akan membuat konservasi terumbu karang dengan konsep berbeda dibandingkan di daerah lain di Indonesia. Dia mencontohkan, konservasi terumbu karang dibuat mirip kendaraan, atau bekas alat tempur yang sudah tidak terpakai, sehingga ini menjadi icon taman terumbu karang dari Bali Utara.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, mengatakan, program ini memberikan kesempatan bekerja untuk masyarakat di pesisir pantai dan yang terdampak pandemi Virus Corona. Selain itu, ini akan memberi dampak positif terhadap keberlangsungan ekosistem terumbu karang di Buleleng. “Kami juga memikirkan nelayan yang kesehariannya mencari ikan di karang, karena nanti tidak boleh lagi ada aktifitas tersebut, kami meminta kementerian untuk membuatkan rumpon ikan untuk nelayan,” katanya. (Mudiarta/balipost)