Ilustrasi. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kondisi geografis di Bali, terdapat 2 gunung berapi yang aktif yakni Gunung Agung dan Gunung Batur. Bali juga memiliki satu titik dari 16 titik megathrust yang dapat mengakibatkan adanya tsunami di Bali.

Tak hanya itu, Kepala BPBD Bali, I Made Rentin, Selasa (13/10) mengungkapkan Bali juga berhadapan dengan Zona Megathrust Segmen Sumba. Potensi gempa dan tsunami dengan magnitudo tertarget M8,5.

Baca juga:  Dari Usai Reses Sejumlah Anggota DPRD Bali Positif COVID-19 hingga Kumulatif Kasus Positif Lampaui 7.500 Orang

Kesiapsiagaan menghadapi ancaman tsunami dilakukan dengan sejumlah hal. Diantaranya, menjalin kerja sama dengan Palang Merah Prancis untuk mendirikan Crisis Centre. Kemudian dengan German Indonesia Tsunami Early Warning System (GITEWS), serta BMKG dengan Pemasangan Intensitimeter dan WRS New Generation. “Secara keseluruhan ada 50 alat pendeteksi dampak gempa bumi atau intensitimeter di Bali,” imbuhnya.

Alat-alat tersebut, lanjut Rentin, terdapat 1 di Denpasar, 7 di Badung, 7 di Tabanan, 12 di Buleleng, 6 di Karangasem, 4 di Bangli, 5 di Jembrana, 3 di Klungkung, dan 5 di Gianyar. Pihaknya juga memasang Sirine Peringatan Dini Tsunami di sembilan titik. Yakni, di Seminyak, Kuta, Kedonganan, Tanjung Benoa, BTDC, Sanur, Serangan, Tanah Lot, dan Seririt.

Baca juga:  Pasien Meninggal COVID-19 Bali Balik ke 2 Digit

Untuk menghadapi ancaman tsunami, telah dibuat pula Peta Evakuasi Tsunami dan Tempat Evakuasi Sementara (TES). “Kami juga telah membentuk Desa Tangguh Bencana dan Sekolah Aman Bencana dengan mengedepankan kearifan lokal,” tambahnya.

Tak ketinggalan, kata Rentin, menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota untuk memasang Papan Petunjuk Evakuasi, serta melakukan sosialisasi bahaya tsunami. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *