Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali, I Gede Putra Suteja, memberikan keterangan usai menjadi saksi di PN Denpasar. (BP/asa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bali, I Gede Putra Suteja., angkat bicara soal pelaporan yang dilakukan atas dugaan penghinaan dan pencemaran nama baik dengan terlapor Jerinx atau I Gede Aryastina alias I Gede Ari Astina. Ditemui usai menjadi saksi, Selasa (13/10), secara individu Jerinx itu diakui adalah sosok orang yang baik dan berjiwa sosial.

Namun soal penanganan COVID-19, dr. Suteja, meminta bahkan mengajak semua pihak untuk mendukung dokter atau tenaga medis. Caranya dengan tidak membuat stigma negatif pada IDI atau tenaga medis lainnya.

Terkait pelaporannya pada drummer SID Jerinx, Suteja mengaku bahwa dia hanya menjaga marwah organisasi dan profesi dokter. Muncul pertanyaan mengapa tidak ada mediasi terlebih dahulu atas masalah “IDI Kacung WHO”.

Baca juga:  Jerinx Hadirkan Dua Orang Ini Sebagai Saksi Fakta

Suteja menyampaikan alasan tidak ada mediasi atapun diskusi, dengan dalih bahwa para dokter sedang menangani COVID-19. “Kita sedang menangani COVID-19. Sedangkan postingan dia (Jerinx) menurunkan semangat kita menuduh ini itu. Padahal di belakang saya ada adik-adik saya dokter-dokter yang bekerja sekuat tenaga,” ucap Suteja.

Atas kondisi itu, lanjut Suteja, dengan ada perkataan (IDI kacung WHO) demikian, membuat para dokter menjadi lemah. “Dan bahkan masyarakat menjadi tidak percaya dengan apa yang kita laksanakan di lapangan,” tandas dr. Suteja.

Dia pun berharap tidak lagi ada masyarakat yang membuat narasi negatif pada tim medis, di saat para dokter sedang berjuang dalam menangani COVID-19. “Sekali lagi, saya akui dia orang baik. Tapi kalimat-kalimatnya, narasinya yang menyebabkan teman kami para dokter di lapangan membuat kualitas kerjanya menurun. Kok ada seperti ini, dalam situasi kita akan melaksanakan kegiatan penanganan COVID-19. Ada orang yang membuat postingan yang merugikan kita, yang melemahkan kita, semangat kita,” sesal dr. Suteja.

Baca juga:  Di TPS Ini, Perolehan Suara Jaya Wibaya Mencapai Seratus Persen

Dengan adanya rapat dan mandat dari rekannya, termasuk saat rapat via group WhastApp, akhirnya 16 Juni 2020 dia melaporkan Jerinx ke Polda Bali. “Setiap postingan dari hari ke hari narasinya membuat orang kecewa. Bagaimana profesi anda dibilang kacung, pasti marah kan? Pasti tidak terima. Kita ini manusia, mestinya ada penghargaan juga. IDI juga manusia, punya rasa,” tandas Suteja.

Dan dengan suara sedikit menegang, Ketua IDI Bali itu kemudian menyampaikan bahwa anggotanya juga banyak yang meninggal karena virus ini. “Berapa anggota IDI saya yang sudah meninggal, berapa masyarakat yang tidak terlayani gara-gara dokternya meninggal. Kami minta, berikan semangat kita. Jangan kita malah dilemahkan dengan hal-hal yang tidak perlu,” pinta I Gede Putra Suteja.

Baca juga:  Soal Permintaan Sidang Tatap Muka Jerinx, Hakim Kabulkan untuk Pemeriksaan Saksi dan Terdakwa

Soal permintaan Jerinx menatap matanya, dr. Suteja mengaku sudah melakukan. “Saya tatap dia, saya rasakan biasa. Dia orang baik. Tapi tatap juga anggota saya di belakang yang delapan jam pakai APD, tidak bertemu dengan keluarg beberapa hari, dan diikuti narasi begini.
Saya ingin menjaga marwah organisasi profesi saya,” tutup dr. Suteja. (Miasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *