TABANAN, BALIPOST.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan mencatat setidaknya sudah ada 72 laporan yang masuk terkait kerusakan pasca hujan deras yang mengguyur wilayah Tabanan dalam dua hari, yakni Jumat (9/10) dan Sabtu (10/10). Bahkan tafsiran sementara, total kerugian mencapai Rp 7 miliar lebih.
Kepala BPBD Tabanan I Gusti Ngurah Sucita, Selasa (13/10), dihadapan Ketua Komisi IV DPRD Tabanan I Gusti Komang Wastana dan sejumlah anggotanya menyampaikan, bansos dana tak terencana dari APBD Tabanan yang dikelola oleh BPBD di tahun 2020, saat ini hanya menyisakan anggaran Rp 250 juta. Dari total keseluruhan Rp 1,9 miliar.
Sisa anggaran ini rencananya digunakan untuk menangani bencana yang terjadi sebelumnya. Dengan demikian, kerusakan di 72 titik belum bisa ditangani tahun ini. “Data sementara yang masuk ke kami sudah 72 titik tersebar di sembilan kecamatan, dan ini dipastikan masih akan terus bertambah,” ujarnya.
Dan saat ini tim dari BPBD dan dinas PUPRKP sedang memverifikasi laporan 72 titik kerusakan tersebut untuk menentukan nilai kerusakan. “Data laporan ini akan kita cek kembali supaya valid kerugian kerusakan yang ditimbulkan,” tegasnya.
Mengenai anggaran untuk penanganan kerusakan tersebut, Sucita mengatakan akan mengajukan telaah dan laporan kepada pimpinan. Utamanya melaporkan kerusakan yang urgent dan segera harus mendapat penanganan. “Mudah-mudahan dalam sesegera mungkin yang kerusakan paling urgent bisa diperbaiki,” katanya.
Selain juga BPBD akan melaporkan ke Provinsi Bali untuk sekiranya dibantu dalam perbaikan. Biasanya dari Provinsi tiap tahun mendapat anggaran untuk perbaikan akibat bencana sekitar Rp 100 juta.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Tabanan I Gusti Komang Wastana mengakui anggaran penanganan bencana memang terbatas, apalagi ditambah masih dalam masa pandemi COVID-19. Di samping itu BPBD hanya memiliki sisa anggaran untuk perbaikan akibat bencana Rp 250 juta.
“Masyarakat harus diingatkan kembali meskipun ini bencana alam, tetapi ada masyarakat yang selalu membuang sampah ke sungai. Seperti kita temukan di lapangan masih ada yang buang kasur dan tempat tidur ke sungai. Jadi ini yang harus diingatkan sama-sama,” sarannya. (Puspawati/balipost)