BANGLI, BALIPOST.com – Peternak sapi yang tergabung dalam Kelompok Ternak Karya Kawan Swadiri, di lingkungan Tegalalang, Kelurahan Kawan, Bangli mengeluh kesulitan mendapat pelayanan inseminasi buatan (IB). Menurut informasi yang didapat oleh peternak, ketersediaan straw (sperma beku) sapi jantan untuk IB saat ini sudah habis.
Sang Ketut Rencana, peternak sapi yang juga Ketua Kelompok Ternak Karya Kawan Swadiri, Rabu (14/10) mengungkapkan dirinya kesulitan mendapat pelayanan IB sejak beberapa hari lalu. Dari Dinas Pertanian, Ketahananan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli ia mendapat informasi bahwa ketersediaan straw saat ini sudah habis. Sehingga pelayanan IB tidak bisa jalan.
Lantaran tidak bisa mendapatkan pelayanan IB, Rencana mengaku terpaksa menunda masa kawin sapinya. Untuk mengawinkan sapi betinanya secara alami, ia juga sulit karena keberadaan sapi pejantan di wilayahnya jarang. “Jarang ada. Paling ada satu, dua dan lokasinya jauh-jauh,” ujarnya.
Rencana pun mempertanyakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi. Sebagai peternak ia berharap pelayanan IB bisa kembali normal.
Dikonfirmasi terpisah Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas PKP Kabupaten Bangli drh. Sri Rahayu mengatakan bahwa straw untuk IB saat ini masih tersedia. Namun tidak menutup kemungkinan ketersediaan straw di beberapa petugas ada yang sudah habis. Sehingga peternak yang ada di wilayah kerja petugas tersebut tidak bisa dapat pelayanan IB.
Kata Sri Rahayu, sekitar 1,5 bulan lalu Kabupaten Bangli mendapat tambahan straw dari pemerintah provinsi Bali sebanyak 1150 dosis. Straw itu sudah dibagi rata ke 22 petugas IB Dinas PKP Bangli. “Kemungkinan ada petugas yang ‘laris’ sehingga ketersediaan strawnya habis, ada juga yang masih. Yang jelas ketersediaan straw di Bangli sampai saat ini masih. Tidak kosong,” ujarnya.
Kalau nantinya stok straw di semua petugas IB habis,maka Dinas PKP Bangli akan bersurat ke pemerintah provinsi supaya mendapat tambahan lagi.
Mengenai adanya keluhan peternak yang mengaku kesulitan dapat layanan IB karena straw habis, Sri Rahyu mengatakan bahwa semua petugas IB di Bangli sudah ada grup WA. Sehingga kalau ada petani yang tidak bisa dilayani maka hal itu akan diupload di grup sehingga akan dilayani oleh petugas IB yang masih punya straw. “Saya juga ada di grup dan kalau tidak ada yang merespon maka saya yang menunjuk petugas terdekat dengan lokasi petani untuk melayani,” imbuh Sri Rahayu. (Dayu Rina/Balipost)