Staf KONI Tabanan bercocok tanam di areal kompleks Lapangan Debes. (BP/Nel)

TABANAN, BALIPOST.com – KONI Tabanan tahun 2020 ini nihil bantuan dana dari pemerintah. Karena itu, pengkab cabor diharapkan mampu menggalang dana secara mandiri, demi kemajuan prestasi cabor bersangkutan. Hal ini mulai dilakukan beberapa cabor yang sadar akan pentingnya pembiayaan.

Sekum KONI Tabanan Made Nurbawa, di Tabanan, Kamis (15/10) menjelaskan, pihaknya patut bersyukur, sebab beberapa cabor sadar tidak hanya bisa bertumpu atau mengandalkan dana dari kucuran KONI. Apalagi, mengetahui tahun anggaran ini dana KONI Tabanan nihil, otomatis pengkab cabor dituntut kreatif dalam upaya melakukan terobosan menghimpun dana. “Caranya, mereka menggalang dana secara mandiri demi kemajuan cabor bersangkutan, sebab tidak bisa selamanya mengandalkan dana pemerintah maupun KONI,” ucap pria yang biasa dipanggil Kadek Nur ini.

Baca juga:  Dewa Ary Kembali Pimpin KONI Tabanan

Menurut dia, beberapa cabor individu mulai berlatih di Lapangan Debes, termasuk nomor beregu yang melakukan latihan penggenjotan fisik. “Atlet basket juga mulai berlatih fisik dan menjaga kebugaran tubuhnya,” tutur Kadek Nur. Nihilnya dana di KONI membuat seluruh pihak terkait dituntut berkreatif dalam upaya menghimpun dana.

Ia mencontohkan, KONI Tabanan mendirikan Warung KONI, berlokasi di kompleks Lapangan Debes. Warung yang didirikan bertepatan dengan Hari Jadi KONI, pada Kamis (15/10), menyediakan aneka minuman, mineral, kopi, dan makanan ringan bagi mereka yang berolahraga di areal Debes. “Ke depan, kami juga ingin menyuguhkan aneka minuman herbal. Bahkan, kami juga berencana mendirikan koperasi bagi atlet, olahragawan, termasuk pelatih,” kata dia.

Baca juga:  P2M Dosen, Antara Tugas dan Panggilan Jiwa

Selain bergerak di bidang penjualan minuman, sebelumnya KONI Tabanan juga memanfaatkan lahan di areal Lapangan Debes. Para staf KONI mendapat bantuan bibit dari pengkab cabor, seperti singkong, bayam, cabe dan terong. “Hampir tiap hari kami memetik tanaman ini yang dibagikan kepada staf KONI,” ungkapnya.

Yang terpenting bagi Kadek Nur, olahragawan memahami filosofi tanaman. “Intinya, atlet juga harus memahami bertani dan bercocok tanam sekaligus mengenal spirit tumbuhan secara budaya,” jelasnya. Tanaman dan tumbuhan merupakan satu-satunya mahluk hidup yang menghubungkan antara tanah dan udara. (Daniel Fajry/Balipost)

Baca juga:  ASEAN CPA Pertama Dilaksanakan di Bali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *